Ampas ampasan Sekali Lagi
Oleh : Gandi Margono
Ampas memang secara bahasa memiliki konotasi/makna rendah, menurut kamus bahasa indonesia ampas adalah sisa barang yang telah diambil sarinya. Namun ditangan orang yang kreatif ampas bisa menjadi bahan yang memiliki nilai lebih atau bahkan melewati "sari"nya sendiri. Berbagai macam kerajinan tangan semisal tas, payung, lukisan yang menggunakan bahan baku ampas/sisa memiliki nilai jual yang jauh diatas harga bahan bakunya. Sebenarnya dalam matematika pun telah dijelaskan bahwa tidak semua sisa lebih rendah dari sarinya. Bukankah 1.000.000 - 100.000 = 900.000 ? Jika itu adalah uang, mana yang anda pilih ? sari (100.000) atau sisanya ( 900.000)?
Bagaimana penggunaan ampas untuk pakan itik? Sejak jaman dahulu itik ataupun unggas apapun telah dibiasakan makan ampas semisal rontokan padi sisa panen, nasi sisa kemarin, jeroan ikan dan lainnya. Mengapa? Jelas bahan pakan untuk ternak tidaklah boleh bersaing dengan bahan pakan untuk manusia. Apakah hal yang wajar bagi anda jika peliharaan anda makan beras pulen rojolele sementara tetangga anda makan nasi aking? Hewan peliharaan haruslah digunakan untuk kesejahteraan manusia dan bukan malah menjadi saingan manusia dalam memperoleh pakan.
Seiring dengan perkembangan dunia peternakan maka timbulah pakan khusus/konsentrat untuk berbagai macam hewan peliharaan. Pakan ternak ini membuat kerja peternak menjadi lebih ringan dengan hasil yang cukup memuaskan. Disinilah kita harus mengakui pentingnya faktor marketing yang bisa membuat seakan-akan pakan pabrikan adalah segalanya. Slogan tanpa pakan pabrikan ternak tidak akan berhasil sering dikumandangkan beberapa sales/calo ketika menjual "kecap"nya. Slogan itu masih ditambah dengan larangan peternak untuk memakai bahan ampas/limbah kalau tidak mau ternaknya mati. Benarkah hal tersebut? Jelas Tidak! Karena pakan pabrikan pun terbuat dari limbah/ampas!!!.
Coba amati label pakan jadi/konsentrat buatan pabrik dan lihat bahan penyusunnya, atau kalau perlu anda bisa masuk situs pabrik pembuat bahan pakan ternak dan lihat komposisi bahan pembuat pakan/konsentratnya. Umumnya bahan pakan unggas terdiri atas : Tepung Ikan, MBM, SBM, CGM, Lysin dll. Apa betul pabrik juga pakai limbah? mari kita bahas..
Tepung ikan dibuat dari berbagai jenis ikan yang kurang memiliki nilai jual ataupun sisa dari pembuatan pabrik minyak ikan. Ikan salmon, ikan hiu, ikan lemuru dan ikan cucut merupakan jenis ikan yang sering diambil minyaknya. Limbah ikan yang telah diperas/diambil minyaknya tersebut diolah untuk dibuat tepung ikan. Tepung ikan impor memiliki kualitas dan harga yang lebih baik daripada tepung ikan lokal, hal ini dikarenakan mereka telah memiliki teknologi untuk memisahkan minyak, tulang, jeroan dan kulit ikan sehingga hanya daging ikannyalah yang mereka gunakan sebagai tepung ikan.
MBM/Meat Bone Meal atau Tepung Daging Dan Tulang adalah produk sisa dari proses di rumah pemotongan hewan. Limbah dari tempat pemotongan hewan semisal tulang, darah, bulu dan daging di tulang/tetelan diproses kembali melalui sebuah proses yang disebut Rendering . Dalam proses ini bahan baku dihancurkan, digiling, dan dipanaskan untuk menghilangkan kadar lemak dan mematikan mikro organisme berbahaya. Proses rendering mengubah limbah menjadi bahan yang berguna semacam tepung daging, tepung tulang, tepung darah dan tepung bulu. MBM sendiri dibuat dengan campuran tepung daging dan tepung tulang.
SBM/Soya Bean Meal atau Bungkil Kacang Kedelai merupakan limbah dari pembuatan minyak kedelai. Selama pengolahan kedelai dilepaskan dari kulit arinya/hull untuk kemudian dihaluskan menjadi serpihan penuh lemak. Proses selanjutnya adalah pemisahan minyak kedelai dengan cara ekstrasi menggunakan pelarut minyak. Sisa bahan yang tidak mengandung minyak/lemak diolah menjadi tepung kedelai untuk kemudian diolah kembali menjadi bungkil kacang kedelai bernilai protein tinggi. Bungkil kacang kedelai ini walaupun limbah tetapi memiliki protein yang lebih tinggi dari bahan asalnya dan harganya juga melebihi bahan asalnya.
CGM/Corn Gluten Meal adalah produk sampingan dari pabrik gula jagung/gula diet penderita diabetes. Setelah pencucian dan pemisahan jagung dari cemaran tanah/batu, jagung direndam dengan air sulfur dioksida (SO2) selama 24-40 jam dalam suhu 48-52 derajat celcius. Pada suhu ini bakteri asam laktat akan mematikan organisme lainnya dan menaikkan nilai protein jagung. Pemisahan gula/pati menyisakan ampas/endosperm yang memiliki nilai protein yang tinggi.CGM juga memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari sekedar jagung.
Bagaimana dengan asam amino Lysin? Dari nama pabrik pembuatnya yang ada di Indonesia saja kita bisa tahu bahwa lysin seperti halnya MSG/bumbu masak dibuat dari limbah pabrik gula tebu. Selain gula dipabrik tebu juga dihasilkan limbah tetes/molases yang memiliki kandungan gula sekitar 50-60%. Dengan fermentasi menggunakan mikroba semacam Corynebacterium Glutamicum, atau Micrococcus Glutamicus, limbah molases dapat diolah menjadi lysin.
Jika pabrik besar saja memakai bahan baku limbah mengapa kita menganjurkan tidak memakai bahan ampas atau limbah? Ini sama hal nya dengan kita berbangga makan escargot tanpa tahu bahwa bahan asalnya terbuat dari bekicot sawah...hehehe.
Penggunaan bahan ampas atau limbah memang memiliki beberapa kesulitan seperti ketersediannya yang tidak kontinyu, adanya zat anti nutrisi, cemaran jamur, dan juga kualitasnya yang memiliki keragaman. Justru disini peran kita yang sedikit memeliki kelebihan pengetahuan untuk menjelaskan bagaimana memilih dan menggunakan bahan limbah. Nasi aking misalnya jika stoknya tersedia terus mengapa tidak kita gunakan? Mengandung jamur? ya pilih yang bersih dan warnanya putih mas...Kurang yaqin? gunakan toxin binder karena toksin binder mampu mengikat racun jamur dan membuangnya bersama kotoran.
Begitu pula halnya dengan limbah kepala udang jika kondisinya masih baik mengapa tidak kita gunakan? susah menjaganya tidak busuk? ya dikeringkan dioven atau sinar matahari lalu tumbuk/cincang dan jemur lagi hingga mudah patah/remuk jika diremas. Mau yang agak repot sedikit? Fermentasikan dengan EM4. Cuci limbah udang dengan air segar, rendam dengan larutan 20% filtrat abu sekam selama 48 jam ( abu sekam 200 gram dicampur air 1 liter, direndam 24 jam kemudian saring dan gunakan airnya), kukus udang dan langsung giling hingga berbentuk pasta. Campurkan EM4 sebanyak 20 ml/100 gram udang fermentasi selama 11 hari, keringkan selesai. (Hernentis, 2004. laporan penelitian fakultas peternakan universitas Andalas).
Lalu bagaimana dengan kualitas pakan limbah/ampas tersebut? bebek angon disawah tidak makan konsentrat pabrik tapi bisa bertelur. Pabrik konsentrat pun menganjurkan kita memakai campuran bekatul/katul yang jelas-jelas merupakan limbah penggilingan beras. Kalau mau kualitasnya setara pakan pabrikan ya tentu saja harus menggunakan bahan-bahan seperti yang saya jelaskan dalam artikel prinsip meracik pakan di blog ini.
Selain menghemat biaya pakan penggunaan ampas dan limbah juga menyebabkan pabrik pakan besar akan menjaga harga pakan ternaknya atau kalau perlu menurunkan harganya. Kondisi ini bisa kita lihat dimana sekarang pakan ayam dijual murah karena banyaknya peternak yang mampu membuat pakan sendiri dari bahan limbah yang ada. Jadi anda pengguna pakan pabrikan harusnya berterima kasih kepada mereka yang menggunakan pakan sendiri ya karena secara tidak langsung bisa menurunkan harga pakan pabrikkan..hehehe
Jika tidak ada peternak kreatif yang memakai mie rijek, biskuit rijek, roti afkir, sosis afkir, dan bahan-bahan ampas/limbah lainnya anda bisa bayangkan berapa harga konsentrat/pakan jadi pabrik karena pasti menjadi rebutan banyak peternak. Dan yang terpenting jangan bilang kalau bahan ampas/limbah tidak ada gizinya ya kalau tidak ingin membuat saya tertawa...hahaha
Salam wek wek
<()
( )
( 2)
^^