Uji Formula Pakan
Oleh : Gandi Margono
Saat anda harus memutuskan menggunakan suatu bahan atau formula pakan sebagai bagian dari ransum itik anda tentunya anda menginginkan agar bahan yang akan anda gunakan itu akan berdampak positif bagi ternak anda. Begitu pula halnya bila anda pembuat konsentrat atau pakan jadi rumahan tentunya ingin mengetahui kualitas dari konsentrat atau pakan jadi yang anda buat sebagai bahan referensi penjualan/iklan anda. Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana cara anda mengetahuinya?
Biar lebih sederhana saya coba contohkan misalnya anda ingin menggunakan mie afkir sebagai bagian dari ransum itik anda, maka pertanyaan yang muncul adalah: apakah mie afkir tersebut memberikan dampak positif terhadap itik anda? berapa banyak seharusnya mie afkir ditambahkan dalam ransum anda? bagaimana cara penyajian yang baik untuk mie tersebut, apakah diberikan langsung, digiling terlebih dahulu atau apakah perlu dikukus terlebih dahulu? Nah pertanyaan itu semua dapat terjawab apabila anda telah menguji formula pakan/bahan tersebut.
Hampir semua peternak sebenarnya sering melakukan pengujian atas
kualitas suatu konsentrat atau bahan pakan lainnya cuma karena caranya
kurang tepat atau tidak sengaja dilakukan maka pengujian yang dilakukan
sifatnya masih berdasarkan pengalaman semata Uji formula pakan seharusnya tidak dipergunakan hanya oleh kalangan akademisi saja karena sejatinya para peternaklah yang merasakan dampak langsung dari sebuah formula pakan. Peternak pula lah yang merasakan dampak kenaikkan harga pakan dan peternak pula lah yang merasakan dampak dari segala macam perubahan yang dibuat terhadap ternaknya. Kemampuan menguji suatu bahan/formula ataupun sebuah teknis perawatan ternak akan sangat berguna bagi para peternak agar hasil ternaknya memuaskan.
Uji formula pakan disini bukan berarti kita membawa hasil konsentrat/pakan jadi yang kita buat kepada lembaga/universitas untuk kemudian diteliti kandungan nutrisinya, melainkan kita menjadikan itik kita sebagai laboratorium terhadap kualitas suatu bahan. Pertumbuhan itik dan produksi telur yang baik kita jadikan sebagai parameter/indikasi berhasilnya uji suatu formula pakan yang kita uji. Dengan pengujian formula pakan tentunya akan memberikan pengalaman pengetahuan kepada peternak bagaimana cara memperlakukan suatu bahan/formula pakan. Pengalaman ini tentu saja merupakan ilmu yang sangat berguna untuk pengelolaan peternakan dikemudian hari, dan menghindarkan kita dari kesalahan serupa jika menemukan kasus yang sama.
Lalu apa saja yang bisa kita uji? semua bahan/formula pakan dapat kita uji kualitasnya dengan mempergunakan ternak kita sebagai laboratoriumnya. Begitu juga dengan pengaruh penggunaan suatu herbal atau probiotik terhadap ternak dan teknis perawatan ternak pun dapat kita uji untuk mencari cara terbaik bagaimana seharusnya kita merawat itik. Segala hal yang berhubungan dengan ternak/itik kita dapat kita uji pengaruh/kualitasnya agar kita memahaminya, namun untuk kali ini saya akan membatasi hanya dengan uji formula pakan/bahan saja agar pembahasnnya tidak melebar kemana-mana.
Bagaimana cara menguji formula pakan? Untuk menguji suatu bahan/formula pakan anda memerlukan langkah-langkah sbb :
1. Menentukan secara jelas apa yang akan anda uji
Dari awal anda melakukan pengujian sebaiknya anda telah menentukan sasaran yang anda ingin capai/ketahui. Misalnya anda ingin mengetahui pengaruh mengkudu/pace terhadap itik anda, maka sebaiknya anda dari awal telah menentukan hal-hal sbb :
a. bagian dari mengkudu yang akan diuji apakah daunnya,akarnya atau bahkan ekstraknya.
b. itik yang hendak anda uji itik pedaging atau petelur.
c. pengaruh yang diamati terhadap kesehatan itik atau produksi telurnya atau bahkan ukuran telurnya.
d. jenis itik mojosari atau magelang dsb.
Sehingga bisa saja pengujian anda akan berubah menjadi : Pengaruh ekstrak mengkudu terhadap ukuran telur itik mojosari.
2. Membuat dugaan/hipotesis dari apa yang akan anda uji
Dugaan yang anda buat tentu saja berdasarkan pengetahuan yang anda miliki tentang bahan yang akan uji dan juga dari sumber-sumber referensi yang bisa anda cari dari buku dan internet. Contoh hipotesis/dugaan adalah :
a.(H0)pemberian mie afkir sebanyak 20% tidak berdampak negatif terhadap itik petelur, atau (H1)pemberian mie afkir sebanyak 20% berdampak negatif terhadap itik petelur.
b. (H0)pemberian ektrak mengkudu tidak berpengaruh terhadap ukuran telur itik mojosari atau (H1) pemberian ekstrak mengkudu berpengaruh terhadap ukuran telur itik mojosari.
3. Menentukan obyek pengujian
Obyek pengujian atau sampel adalah ternak/itik yang kita akan berikan perlakukan sesuai dengan materi yang akan kita uji. Disini dituntut kejujuran kita dalam menentukan obyek pengujian dimana sebaiknya kita mengupayakan keseragaman/homogenitas untuk sampel yang akan kita beri perlakuan dan yang tidak. Jangan seperti iklan produk sebuah suplement ternak yang satu menggunakan itik lokal sedangkan lainnya menggunakan itik hibrida untuk menggambarkan khasiat produknya. Dari jenisnya saja setiap peternak tahu bahwa itik hibrida tanpa diberikan suplement pun akan mendapatkan pertumbuhan yang lebih cepat/gemuk dibandingkan itik lokal.
Jika anda memiliki 10 petak kandang itik maka sebaiknya anda memberikan urutan nomer dari 1-10 untuk tiap petak kandang dan kemudian mengundi 5 petak mana saja yang anda beri perlakuan dan 5 petak mana yang tanpa perlakuan. Jika yang diuji termasuk tingkat penggunaannya maka petak pengujian harus ditambah semisal 3 petak untuk itik tanpa perlakuan, 3 petak untuk itik dengan perlakuan 10% mie afkir dalam pakan, 3 petak untuk itik dengan perlakuan 15% mie afkir dalam pakan dan 3 petak lagi untuk itik dengan perlakuan 20% mie afkir dalam pakan sehingga jumlahnya menjadi 12 petak.
4. Melakukan percobaan
Melakukan percobaan berarti kita telah mengupayakan keseragaman kondisi dan sampel terkecuali pemberian perlakuan/bahan pakan yang akan kita uji. Jadi semua itik mendapat perlakuan yang sama dalam hal perawatan,pemberian air minum dan lainnya terkecuali item yang akan kita uji. Misalnya kita hendak menguji mie afkir tadi maka yang membedakan hanyalah jumlah pemberian mie afkir dalam ransum itik sedangkan hal lainnya harus sama. Mengapa harus sama? karena bisa saja perlakuan yang berbeda ikut mempengaruhi hasil yang kita capai. Perlakuan yang berbeda seperti tingkat penyinaran, perpindahan kandang, kondisi itik tentu saja akan ikut mempengaruhi hasil pengujian kita sehingga harus diupayakan keseragamannya agar kita dapat secara jelas mendapatkan efek pengujian yang kita laksanankan.
Lamanya sebuah percobaan yang kita lakukan tergantung hasil yang ingin kita capai, misalnya kita ingin menguji pada bebek pedaging tentu cukup 30-45 hari saja, sedangkan untuk itik petelur ada baiknya jika minimal kita lakukan dalam jangka waktu 3 bulan untuk mendapatkan data yang akurat.
Untuk melakukan pengujian kualitas suatu konsentrat/bahan pakan sebaiknya juga kita membuat pembanding dari konsentrat lain/bahan lain agar didapat hasil yang lebih nyata. Dengan adanya konsentrat/bahan lain sebagai pembanding kita dapat menyimpulkan bahwa konsentrat/bahan lain yang kita pakai memiliki efek yang lebih buruk, sama atau bahkan lebih baik dari yang kita bandingkan.
5. Simpulkan hasil pengujian
Tentu saja kesimpulan yang kita buat semata-mata diperoleh dari hasil yang kita dapat, baik buruknya suatu hasil haruslah kita jabarkan untuk kemudian kita analisa sebab terjadinya. Selesai
Apakah uji formula pakan merupakan pekerjaan yang sia-sia? tentu saja tidak karena itu semua merupakan bagian pembelajaran kita sebagai peternak dan dapat kita lakukan sambil berjalannya peternakan.Tentu saja tidak sembarangan bahan dapat kita masukkan kedalam uji formula pakan tetapi harus dilihat terlebih dahulu referensi, sumber ketersediaan, harga dan nilai nutrisinya sehingga kita cukup yaqin untuk mengujinya. Disarankan juga untuk mencoba dalam skala kecil terlebih dahulu untuk kemudian kita terapkan apabila hasilnya memuaskan.
Selamat mencoba dan salam wek wek
<()
( )
( 2)
^^