Apakah Bekatul Ketan Berbahaya Buat Itik?
Oleh : Gandi Margono
Peternak itik lazim memberikan campuran pakan itik yang salah satu bahan campurannya berasal dari limbah padi berupa dedak, bekatul ataupun kebi. Namun tidak semua peternak paham bagaimana perbedaan ketiga bahan tersebut sehingga sering munculnya pertanyaan tentang ketiga macam bahan pakan tersebut dalam diskusi di grup facebook Peternak Bebek Petelur Seluruh Indonesia ( PBPSI). Hal inilah yang akan kita kupas terlebih dahulu sebelum masuk keinti bahasan masalah diatas.
Badan pangan dunia ( FAO) telah membedakan pengertian dedak dan bekatul yakni, dedak merupakan hasil samping dari proses penggilingan padi yang terdiri atas lapisan sebelah luar butiran beras (perikarp dan tegmen) dan sejumlah lembaga beras. Bekatul merupakan lapisan sebelah dalam butiran beras ( lapisan aleuron/kulit ari ) dan sebagian kecil endosperm berpati. Bagaimana dengan sekam/merang dan kebi? Sekam atau hull merupakan hasil pengupasan pertama gabah sehingga terpisah antara sekam dan biji beras/endosperm, sedangkan kebi adalah hasil samping dari proses pemutihan beras. Aduh bingung ya..?
Lebih jelasnya adalah sebagai berikut :
Saat anda membawa gabah ke penggilingan padi maka gabah akan dimasukkan ke mesin pengupas kulit gabah dengan biji beras dan didapat hasil samping sekam. Selanjutnya biji beras tadi akan dimasukkan kedalam mesin penyosohan/pemisahan biji beras dan didapat hasil lembaga beras dan dedak. Pada penggilingan kecil proses cukup berhenti disini atau hanya mengulangi sekali lagi proses tersebut sehingga tidak ada bekatul terpisah yang dihasilkan dan hanya disebut dengan dedak. Untuk penggilingan yang cukup besar maka hasil penyosohan pertama akan dilanjutkan dengan penyosohan kedua dimana akan dihasilkan hasil samping berikutnya berupa bekatul. Untuk penggilingan besar maka beras yang dihasilkan dari proses penyosohan kedua akan diputihkan lagi ( karena orang beranggapan bahwa beras putih itu bagus dan sehat ) sehingga akan menghasilkan beras putih dan hasil samping/limbah berupa kebi. Mudah-mudahan paham ya..hahaha.
Nah, peternak umumnya memilih bekatul ataupun kebi sebagai pakan itiknya karena memang memiliki kadar serat yang rendah dan kandungan protein yang tinggi bila dibandingkan dengan dedak, namun pemakaian bekatul tanpa tahu asal usulnya malah akan membuat itik produksi akan cepat rontok bulu dan berhenti bertelur. Salah satu kasus yang sering terjadi adalah penggunaan bekatul ketan sebagai campuran pakan itik yang ternyata menyebabkan itik rontok bulu. Mengapa demikian ? Apakah bekatul ketan berbahaya buat itik?
Sebenarnya jika kita pahami metabolisme tubuh itik kita akan tahu bahwa itik termasuk hewan yang rentan akan perubahan apalagi saat itik berproduksi/menghasilkan telur. Jika kita memelihara itik maka usahakan tidak terjadi perubahan menu pakannya terutama saat itik telah berproduksi. Hal inilah yang harus dipersiapkan oleh peternak sebelum beternak itik yakni menjaga kestabilan pakan itik saat telah berproduksi. Jadi bahan pakan seperti keong, limbah kepala udang, ampas kelapa dan lain sebagainya bisa saja dipergunakan sebagai pakan itik asalkan ketersediaannya kontinyu dan tidak dalam posisi basi/kadaluarsa.
Kembali kepermasalahan bekatul ketan, jelaslah bukan bekatul ketan yang berbahaya untuk itik tetapi " perubahan" dari bekatul biasa menjadi bekatul ketanlah yang menyebabkannya. Mengapa begitu bukankah sama-sama bekatul? Walaupun secara fisik kedua bahan tersebut sama tetapi secara nutrisi keduanya jelaslah berbeda karena bekatul biasa diperoleh dari beras biasa dan bekatul ketan diperoleh dari beras ketan yang secara genetik berbeda. Penelitian Riza Puspitarini, 2012 menyatakan bahwa nilai protein bekatul beras putih adalah sebesar 20,48%, beras merah 18,15% sedangkan ketan putih dan ketan hitam hanya 13,60 dan 14,01%. Ini baru dari segi proteinnya saja, apalagi bila kita kupas kandungan karbohidrat, lemak ataupun asam aminonya jelaslah kedua bahan tersebut berbeda.
Lalu bagaimana caranya menjaga kestabilan pemakaian bekatul untuk itik kita? Usahakan membeli bekatul secara kontinyu pada penggilingan padi yang anda tahu tidak/jarang menggiling beras ketan. Bila anda kurang yaqin, pada saat anda membeli tanyakan terlebih dahulu sumber bekatul yang diperoleh sehingga anda tidak salah membeli. Untuk yang memiliki modal cukup anda dapat langsung membeli bekatul dalam jumlah besar untuk kemudian disimpan sebagai stock pakan itik kedepannya. Walaupun bekatul mudah tengik bila disimpan tetapi jika anda keringkan terlebih dahulu sehingga kadar airnya berkurang dan menyimpan ditempat yang tidak lembab maka bekatul relatif dapat disimpan lebih lama. Alumni ITB telah berhasil menciptakan mesin pengawet bekatul yang prinsipnya adalah menggunakan suhu tinggi dalam waktu yang singkat sehingga bekatul awet disimpan selama 6 bulan.
Bagaimana dengan fermentasi bekatulagar bekatul bisa diawetkan lebih lama? Masalah pakan fermentasi sebagai pakan itik telah sering saya bahas silahkan anda cari linknya sendiri ya...hehehe
Salam wek wek
<()
( )
( 2)
^^
ADS HERE !!!