Seleksi Sederhana Itik Petelur
Oleh : Gandi Margono
Keberhasilan
usaha peternakan itik tidak hanya bergantung pada pakan, air minum,
kandang ataupun pemeliharaan kesehatan itik. Salah satu faktor yang
cukup berperan penting adalah pengawasan/kontrol agar dapat dipastikan
segala sesuatunya berjalan sesuai yang kita harapkan.Mengapa kita harus
melakukan pengawasan padahal kita telah memberikan pakan, minum dan
kandang yang baik untuk itik kita? Karena yang kita pelihara adalah
makhluk hidup yang mudah terpengaruh oleh perubahan lingkungan semisal
suhu, cuaca/musim, dan juga karena kita tidak dapat menduga kapan bibit
penyakit akan menyerang itik kita.
Salah satu unsur pengawasan
yang terpenting adalah seleksi. Dengan seleksi kita memilih individu
itik yang layak dipertahankan dan mengelompokkan itik yang tidak lolos
seleksi untuk diberikan perlakuan tambahan/treatment agar masuk kriteria
atau bahkan kita buang/afkir.
Seleksi pada itik petelur dengan
pemeliharaan dari DOD ( day old duck ) atau itik umur 1 hari paling
sedikit kita lakukan sebanyak 3 kali seleksi yakni saat DOD, saat
pullet/bayah siap telur dan 3 bulan setelah produksi.Dengan seleksi yang
kita jalankan maka kita menjaga produktivitas itik kita tetap
tinggi.Langsung aja ya kita bahas cara seleksi sederhananya agar semua
dapat melakukannya.
A. Seleksi saat DOD
Seleksi saat Dod untuk
itik petelur hampir sama dengan pemilihan DOd itik pada umumnya yaitu
kita memilih anak itik/meri dengan kualitas sbb :
1. Berat badan
ideal 37-42 gram Berat Dod yang kurang dari bobot standar berarti
berasal dari telur dengan ukuran yang kecil/induk muda atau itik
mengalami dehidrasi/kekurangan cairan yang parah akibat lama dan jauhnya
perjalanan sampai ketangan kita. Semakin lama dan jauh perjalanan
berarti kesempatan untuk itik langsung makan dan menerima perlakuan
sebagai bayi semakin lama, padahal semakin cepat itik makan setelah
menetas dan perlakuan yang sesuai maka itik memiliki kemungkinan besar
untuk hidup optimal.
2. Aktif dan lincah. Dod yang lesu, merunduk dengan sayap menggantung mengindikasikan adanya gangguan penyakit/kelaparan.
3.
Kaki tidak memiliki kelainan fisik. Kaki pincang, lumpuh menyulitkan
itik untuk mencari makan dan berkembang.
4. Mata cerah dan membuka
sempurna Mata yang keruh tidak bercahaya berpotensi menyebabkan itik
buta.
5. Bulu kering dan halus Bulu basah berarti proses
pengeringan dimesin tetas belum sempurna sedangkan bulu kasar seperti
jarum diakibatkan karena induk kekurangan nutrisi. Bulu jarum akan
terasa sakit bila tersentuh dan itik akan berlarian tanpa arah dan
menabrak kawannya sehingga sering timbul kematian.
6.Dubur kering
dan tidak ada kotoran yang menempel. Kotoran menempel pada dubur/anus
itik menandakan serangan pullorum/berak kapur yang berakibat itik
kesakitan saat membuang kotoran dan malas makan hingga akhirnya mati.
7.
Pusar kering dan tertutup sempurna. Bila masih ada sisa kantung kuning
telur/yolk sac dipusar Dod berarti itik terserang omphalistis yang
merupakan pintu masuk bagi kuman dan bakteri sehingga peluang hidup itik
kecil.
8. Pastikan Dod berkelamin betina. Pada pemeliharaan itik
petelur konsumsi pejantan hanya menambah biaya pakan. Breeder nakal
seringkali mencampur itik jantan dalam penjualan ataupun sebagai bonus
pengiriman.Cara membedakan Dod jantan atau betina dapat dilihat di
dokumen grup ini.
B. Seleksi pullet/bayah siap telur
Seleksi bayah siap telur dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sbb:
1.
Usahakan itik bertelur pertama kali saat berumur kurang lebih 25
minggu. Itik yang bertelur terlalu awal terbukti tidak tahan lama,
sedangkan itik yang mulai bertelur pada umur 25 minggu dapat terus
berproduksi selama 3 periode.
2. Berat badan itik sesuai standar.
Kelebihan berat badan mengakibatkan saluran pencernaan dan reproduksi
banyak terdapat lemak dan calsium sehingga perkembangan saluran
reproduksi terhambat dan seringkali menyebabkan prolapsus oviduct/anus
dobol.Hal ini karena timbunan lemak dan calsium yang berlebih menurunkan
kadar elastisitas saluran reproduksi sehingga saat pelepasan telur
terjadi kontraksi sehingga tidak bisa masuk kembali. Untuk itik peking
sering ditemukan kasus kelebihan berat badan sedangkan itik mojosari dan
jenis indian runner sangat jarang ditemukan kelebihan berat badan.
Berat badan yang kurang atau terlalu kecil akan berakibat telur yang
dihasilkan juga kecil dan masa produksi itik lebih singkat, hal ini
karena selain bertelur itik juga menambah berat badannya sedangkan
asupan nutrisi yang diterima terbatas. Itik siap telur jenis mojosari
memiliki bobot 1,2-1,4 kg, itik tegal/kalung 1,3 -1,5 kg dan itik peking
3,3-3,5 kg.
3. Kerangka tubuh itik terbentuk sempurna. Peran
kerangka tubuh yang optimal sangat mendukung untuk menghasilkan telur
yang berkualitas, hal ini karena komponen penyusun kerabang telur yaitu
calsium salah satu sumbernya berasal dari kerangka tubuh itik. Normal
tidaknya kerangka tubuh/frame size bisa kita ketahui dari panjang tulang
kering/shank itik. Itik siap telur untuk jenis mojosari, tegal dan
golongan indian runner lainnya memiliki tulang kering/shank berada
dikisaran 7 cm, sedangkan itik peking lebih panjang lagi yakni dalam
kisaran 7,4-7,8 cm.
4. Kloaka/dubur itik semakin lebar disertai
adanya pelumas untuk mempermudah pengeluaran telur. Tulang pubis/sumpit
udang itik pun semakin elastik dan berjarak hampir 3 jari.
5. Bulu badan itik telah tumbuh sempurna, sayap itik telah mengembang dan pecah atau pada bagian siku sayap tumbuh bulu dewasa.
6. .Bagian belakang tubuh itik membesar dan agak menonjol kebawah seperti pundi/kantung.
7.
Catatan riwayat penyakit yang pernah diderita itik. Itik yang pernah
menderita penyakit seperti berak kapur/pullorum dan ngorok/CRD sebaiknya
tidak dijadikan indukkan karena akan menurunkan penyakit tersebut pada
keturunannya/telur. Sebaliknya itik yang pernah kena flu burung dan Nd
kemudian berhasil hidup normal akan menurunkan kekebalan terhadap
penyakit tersebut.
C. Seleksi saat telah berproduksi
Seleksi saat itik telah berproduksi dapat dilakukan pada saat usia 3
bulan dari saat bertelur ataupun sehabis itik mengalami rontok bulu.
Dengan mengetahui itik mana yang produktif dan tidak kita dapat
menghemat pakan dan melakukan tambal sulam hingga dapat diperoleh
Duckday/jumlah produksi telur yang tinggi. Cara seleksinya dengan
memperhatikan hal-hal sbb :
1. Cek saat sore hari itik mana yang
memiliki bakal telur dengan cara meraba tubuh bagian bawah itik.
Pembentukkan telur pada itik terjadi selama 24 jam jadi pada sore hari
seharusnya sudah terbentuk bakal telur. 2. Raba pula perut itik bila
terasa lembek dan elastis berarti itik produktif/bertelur tapi bila kaku
dan tebal berarti bukan itik produktif.
3. Cek tulang
pubis/sumpit udang itik bila elastis dan berjarak 3 jari atau lebih
berarti itik produktif sedangkan bila kurang atau bahkan 2 jari berarti
tidak produktif.
4. Itik tidak produktif biasanya bulunya masih bagus, mengkilat dan tidak kusam.
5. Itik yang sedang rontok bulu sayap merupakan itik tidak produktif.
6.
Untuk itik peking bila warna paruh dan kaki itik masih kuning cerah
maka itik tersebut tidak produktif karena pembentukkan kuning telur itik
mengambil karoten/pigmen warna dari paruh dan kaki itik peking
tersebut.
Demikianlah seleksi sederhana itik petelur semoga bermanfaat
Salam wek..wek.
<()
( )
( 2)
^^
ADS HERE !!!