Prinsip Meracik Pakan Itik
Oleh : Gandi Margono
Didalam budidaya itik, pakan merupakan komponen terbesar dari semua
biaya yang mencapai 70-75% dari keseluruhan biaya, maka sangatlah wajar
bila banyak peternak melakukan upaya untuk menekan biaya pakan dengan
cara meracik ransum sendiri walaupun dipasaran banyak tersedia pakan
jadi untuk itik. Meracik Pakan itik bisa dilakukan dengan mencampur
sebagian konsentrat dengan bahan pakan lain semisal jagung atau dedak
ataupun malah dengan tidak sama sekali menggunakan konsentrat
pabrik/self mixing.
Kenyataan dilapangan banyak
peternak yang gagal dalam menemukan formula yang tepat untuk ransum
itiknya namun tidak sedikit pula yang berhasil walaupun dengan pakan
"alakadarnya". Fakta ini menunjukkan bahwa meracik pakan adalah sebuah
seni rahasia sehingga belum tentu dapat dilakukan oleh semua orang dan
tentunya ada syarat ataupun prinsip bagaimana cara meracik pakan itik
tersebut.
Walaupun bukan merupakan seorang pakar itik
tetapi saya mencoba mengangkat permasalahan ini sebagai bahan acuan
diskusi kita sekaligus menjawab pertanyaan banyak peternak mengapa
ransum mereka jauh dari standar pakan pabrikkan ataupun tidak memberikan
hasil yang optimal jika digunakan.Tentu saja bahasan ini ditujukan
untuk mereka yang telah mengerti cara menghitung nutrisi ransum dan
kebutuhan nutrisi untuk itiknya.
Beberapa prinsip yang harus kita terapkan jika membuat ransum sendiri adalah :
1. Kenali Bahan Yang Akan Kita Gunakan
Pengenalan akan bahan baku yang akan kita gunakan merupakan bagian
terpenting dari pembuatan ransum itik. Setiap bahan mengandung nutrisi
yang berbeda, bagaimana kondisinya apakah masih layak digunakan atau
tidak, apakah bahan tersebut mengandung anti nutrisi atau tidak, apakah
bahan tersebut mudah diperoleh dan tersedia setiap saat?, bagaimana
penyajiannnya yang baik dan yang terpenting adalah berapa harganya
karena tujuan meracik pakan sendiri adalah harga murah/efesiensi.
Dengan mengenal bahan baku kita dapat memilih yang terbaik untuk ransum
kita, semisal kita memilih minyak untuk menaikkan energi metabolismenya
pasti kita akan memilih CPO karena CPO mengandung Karoten ( pewarna
kuning telur ), protein dan mineral lain yang dibutuhkan itik ketimbang
minyak goreng biasa.
Dedak rawan tercemar sekam,
jagung rawan tercampur janggelnya, tepung ikan rawan tercampur limbah
ikan asin dan grit, bungkil kedelai rawan tercampur kulit arinya
sehingga proteinnya rendah. Ini Indonesia Bung !!! hahaha
2. Cek Kadar Airnya
Kadar air suatu bahan menentukan jumlah nutrisi per berat bahan yang
dapat kita gunakan dan juga umur simpan suatu bahan jika tidak langsung
kita gunakan/simpan. Bahan pakan yang memiliki kadar air rendah relatif
aman dari mikroorganisme semacam bakteri dan jamur yang dapat
menyebabkan penurunan mutu bahan atau bahkan pembusukkan. Pengeringan
merupakan upaya untuk menurunkan kadar air suatu bahan sehingga aman
dari gangguan mikroorganisme. Kadar air bahan yang baik adalah lebih
kecil atau sama dengan 14%. Untuk mengecek kadar air suatu bahan pakan
kita dapat menggunakan Grain Moisture.
3. Perkecil Volume Bahan
Memperkecil volume bahan pakan berarti membuat bahan pakan lebih mudah
dicerna sekaligus membuat campuran bahan pakan lebih homogen/rata dan
juga membuat efesiensi bahan pakan terutama untuk bentuk ransum pakan
pellet. Pencernaan unggas berbeda dengan pencernaan hewan memamah biak
dimana unggas memerlukan bahan pakan yang cepat diserap sehingga semakin
kecil bahan semakin mudah diserap. Untuk memperkecil volume bahan dapat
kita gunakan mesin disk mill ataupun hummer mill.
4. Campurkan Bahan Dengan Rata
Kelemahan ransum buatan sendiri adalah proses pencampurannya yang tidak
merata sehingga bila kita ambil suatu bagian kemudian kita bandingkan
dengan bagian lainnya akan didapat kandungan nutrisi yang berbeda. Untuk
memperkecil ketidakrataan/homogen suatu campuran dapat kita lakukan
dengan mencampur bagian yang volumenya terkecil dahulu dengan bagian
yang lebih besar berturut turut sampai selesai ataupun dengan
menggunakan mixer horizontal.
5. Keseimbangan Sumber Pakan Hewani dan Nabati
Pada dasarnya itik pemakan segala ( omnivora ) sehingga ransum yang
kita sediakan pun selayaknya mengandung keseimbangan unsur hewani dan
nabati. protein hewani biasanya bernilai mahal namun lengkap kandungan
asam aminonya sedangkan protein nabati bernilai murah namun kurang
lengkap kandungan asam aminonya
6. Tambahkan Feed Suplemen
Feed Suplement adalah bahan nutrisi tambahan yang diberikan untuk
meningkatkan nutrisi ransum. Mengapa suatu ransum harus diberikan
nutrisi tambahan padahal ransum tersebut telah memiliki nutrisi sendiri?
karena bisa saja nutrisi tersebut hilang akibat proses kita dalam
membuat ransum ataupun jumlahnya tidak cukup untuk kebutuhan itik kita.
Feed suplemen terbagi atas tiga maca yakni :
A. Vitamin
Vitamin dibutuhkan dalam jumlah sedikit namun sangat penting
keberadaannya dalam ransum pakan. Vitamin yang dibutuhkan itik yakni
Vitamin A,D,E,K dan Bcomplek dan C
B. Mineral
Seperti Vitamin
mineral juga diperlukan dalam jumlah sedikit namun vital untuk proses
metabolisme tubuh itik. Mineral yang dibutuhkan itik diantaranya yakni :
Kalsium (Ca), Fosfor (P) dan Trace Mineral seperti : Mangan (Mn),
Iron/Besi (Fe), Copper (Cu), Zinc (Zn) Iodine (I) dan Selenium (Se)
C. Asam amino essensial
Asam amino esensial adalah asam amino yang harus ada dalam ransum
karena itik tidak dapat mensintesa/memproduksi sendiri. Asam amino
essensial pada unggas diantaranya lysin, methionine, threonin dan
triptofan.
Dipasaran kini tersedia feed suplement yang mengandung
vitamin, mineral dan asam amino semisal premik, top mix, ataupun assa
mik dll.
7. Tambahkan Feed Additive
Feed Additive adalah tambahan bahan pakan yang bukan merupakan sumber nutrisi tetapi mampu memperbaiki kualitas ransum.
Contoh feed additive adalah:
A. Antibiotik
Antibiotik digunakan menekan pertumbuhan mikroorganisme merugikan
sehingga penyerapan ransum dapat optimal. Sekarang penggunaan antibiotik
dikurangi atau bahkan dilarang karena efek negatifnya untuk manusia.
B. Probiotik
probiotik merupakan terobosan baru yang sedang booming ditambahkan
dalam bahan ransum karena sifatnya yang dapat meningkatkan mutu ransum.
C. Enzim
Enzim yang sering digunakan adalah enzim phytase dan enzim xylanase,
serta enzim lumbrokinase. Enzim phytase memecah asam fitat (anti
nutrisi) pada bahan pakan sehingga protein, mineral dapat digunakan.
Enzim xylanase mendegradasi polisakarida, hemiselulosa ( serat kasar)
dalam bahan pakan, Sedangkan Lumbrokinase adalah enzim dari cacing tanah
yang digunakan untuk perbaikan imunitas itik.
D. Mold Inhibutor
Merupakan bahan pakan yang ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan
jamur. Mold Inhibutor yang umum dipakai adalah asam propionat dan
benzoat.
E. Toxin Binder
Toxin binder mengikat racun yang dikeluarkan oleh jamur dan sejenisnya kemudian dikeluarkan bersama feses.
8. Uji Ransum Dengan Praktek Lapangan
Sebaik apapun suatu formula hasil lapanganlah yang membuktikannya,
untuk itik petelur sebaiknya pakan diuji dengan sedikit sample dan
jumlah itik saja karena sifat itik yang kolot akan perubahan pakan.
Perlu diperhatikan juga bahwa jika hendak merubah pakan itik haruslah
dilakukan dalam beberapa tahap/tidak sekaligus guna menghindari itik
stres.
Demikianlah beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam meracik ransum sendiri..ada yang mau menambahkan?
Salam wek wek..
<()
( )
( 2)
^^