Hijauan Untuk Itik
Oleh : Gandi Margono
Itik perlu hijauan/sayuran? Jika pertanyaan ini ditujukan pada ahli
nutrisi pabrik besar tentu sebagian besar akan menjawab tidak karena
semua kebutuhan itik telah terpenuhi oleh konsentrat, vitamin dan
mineral buatan pabrik. Jadi peternak tinggal mengatur jatah dan waktu
pemberian pakan/minum maka selesailah urusan ransum itik.
Pemberian sayuran juga ditengarai menyebabkan penurunan bobot itik dari
seharusnya ( tidak mencapai bobot maupun produktivitas yang diinginkan )
karena bila itik diberi hijauan maka jatah pakan perharinya akan
berkurang akibat itik telah kenyang ransum "rendahan" tadi. Selain itu
kandungan serat kasar yang tinggi pada hijauan akan membuat zat makanan
yang mudah tercerna akan mudah keluar bersama kotoran sebelum dicerna
itik. Belum lagi nilai hygenis dari hijauan yang kadang sangat rendah
karena tercemar peptisida, mikroorganisme merugikan ( patogen ) dan
kandungan zat anti nutrisi pada hijauan yang membuat masalah jika
digunakan sebagai pakan itik.
Lalu sedemikian rendahkah nilai
hijauan untuk pakan itik? Bagi kita pecinta pakan alternatif tentu saja
jawabannya tidak. Karena hijauan merupakan pakan alternatif yang murah
dan kaya manfaat. Apalagi untuk itik periode grower ( usia 1-5 bulan )
hijauan dapat mengirit pakan disaat itik belum menghasilkan telur. Terus
apalagi guna hijauan? Yuk sama-sama kita bahas.
Sayuran hijau
kaya akan pigmen karotinoid yaitu xanthopil ( kuning ) dan kerotin (
kuning jingga ) pada kloroplastnya. Apa sih xanthopil dan kerotin? Itu
lho yang zat yang bisa membuat kuning telur itik menjadi cerah.
Walaupun pakan jadi/konsentrat telah mengandung vitamin tapi terkadang
tidak dapat kita andalkan karena vitamin merupakan zat yang mudah rusak
akibat penyimpanan, kelembaban, ph yang tidak sesuai dan interaksi
dengan senyawa lain. Nah sebagai antisipasi dari kekurangan vitamin kita
dapat mengandalkan hijauan sebagai sumber vitamin, karena hijauan kaya
akan berbagai macam vitamin.
Mineral merupakan nutrisi yang
sering dilupakan dalam ransum itik karena kebutuhannya sedikit dan
biasanya baru terlihat bila gejala kekurangan mineral telah muncul,
seperti itik lumpuh atau memakan telurnya sendiri. Pemberian hijauan
merupakan sumber mineral murah meriah untuk itik.
Hijauan juga
merupakan sumber serat bagi itik yang berguna untuk memacu pertumbuhan
organ pencernaan dan mencegah penggumpalan ransum dalam lambung dan usus
itik. Dan ternyata itik memiliki kemampuan menggunakan serat lebih baik
dari ayam karena sekum/usus buntu itik berkembang lebih baik dari
ayam!!!. Didalam usus buntu tersebut terdapat mikroba yang mampu
mencerna serat kasar menjadi asam lemak selulotik untuk kebutuhan
energi.
Banyak hijauan yang ternyata mengandung anti oksidant
yakni suatu zat yang dapat menangkal radikal bebas/benda asing yang bila
masuk kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakkan. Gampangnya anti
oksidant merupakan perisai/tameng penyakit bagi itik. Yang lebih dasyat
lagi beberapa hijauan juga merupakan anti jamur....anti virus ....dan
anti bakteri!! Mantap tho?...
Lalu bagaimana cara menghindari
bahaya peptisida, mikro organisme merugikan dan kandungan anti nutrisi
pada hijauan? Gampang bro....peptisida dapat dihilangkan dari hijauan
bila dicuci dengan air mengalir...masih kurang yaqin? Cuci lagi dengan
sabun yang tidak berbahaya bagi itik ( food grade ) semisal pigeon
liquid cleansing atau mama lemon...masih gak yaqin? Buang lapisan
terluar dari hijauan tadi. Misal kol/kubis ya kulit terluarnya dibuang
ok?. Lha terus anti nutrisinya bagaimana?...setelah dicuci beberapa
hijauan perlu dilayukan sebelum diberikan pada itik atau direndam di air
panas untuk beberapa waktu agar zat anti nutrisinya hilang. Pembatasan
pemakaian jumlah hijauan juga merupakan salah satu cara untuk
menghilangkan pengaruh anti nutrisi.
Terus bagaimana dengan
masalah bobot atau produksi itik yang kurang maximal bila diberi
hijauan? Benar terjadi bobot kurang atau produksi tidak baik bila kita
memberikan ransum termasuk hijauan tadi tanpa memperhitungkan kebutuhan
itik. Yang penting itik kenyang dan gak berisik..hehehe. Artinya pakan
hijauan pun tetap harus dihitung sebagai salah satu komposisi pakan
dengan memperhitungkan nutrisinya. Sebab kandungan energi metabolisme
hijauan rata-rata rendah bila dibandingkan bahan lain, karena energi
metabolisme rendah maka ransum berkurang nilai energinya yang berakibat
pakan hanya cukup untuk hidup dan tidak ada yang disimpan untuk tubuh (
itik kurus ) apalagi untuk produksi telur ( produksi turun ). Jadi ya
baiknya kita juga harus tahu nilai nutrisi hijauan yang akan kita
berikan buat itik kita.
Berikut ini nilai energi metabolisme,
protein dan serat kasar pada beberapa hijauan yang dapat digunakan
sebagai pakan itik...dan sekali lagi perlu diingat bahwa mungkin saja
terdapat nilai yang berbeda dari hijauan yang sama karena perbedaan
jenis, asal, cara budidaya, lingkungan tumbuh, cara pemanenan,
penyimpanan dsb.
Tepung azolla : EM = 1807, crude protein = 27, serat kasar = 9,1.
Tepung eceng gondok : EM = 1720, crude protein = 6,31, serat kasar = 26,61
Tepung singkong : EM = 1300, crude protein = 29 , serat kasar = 21,9
Tepung Lamtoro : EM = 1140, crude protein = 23,2 , serat kasar = 20,1
Tepung pepaya = EM = 1230, cp = 23,5 , sk = 11,3
Tepung turi : EM = 1230, cp = 31,7 sk = 22,4
Tepung gamal : EM = 1300, cp = 25,17, sk = 14
Tepung kangkung : EM 1200, cp = 25,28 sk = 60,09
Biar energinya rendah tapi proteinnya tinggi...mantep tho? Lha kok
bentuknya tepung semua? Karena untuk dianalisa kadar protein dsb atau
bahasa kerennya analisa proximat hijauan biasanya harus dalam bentuk
halus/tepung.
Pemberian hijauan untuk itik diantara dilakukan dengan :
1. Pemberian langsung
Hijauan setelah dibersihkan dirajang dan dicampurkan pada ransum itik.
Keuntungan cara ini adalah kita mendapatkan hijauan yang asli dalam
artian kadar protein, vitamin mineral dan zat-zat lain dalam kadar
tinggi.
Kerugiannya zat yang tidak diinginkan semisal anti nutrisi juga masih tinggi.
2. Dengan fermentasi
Hijauan setelah dibersihkan dan dirajang dicampur dengan bahan pakan
lain semisal dedak dan jagung dan dikukus sebentar kemudian didinginkan
dan ditambahkan starter baik itu ragi tape, ragi tempe, em4, bakteri
asam laktat kemudian disimpan dalam wadah kedap udara.
3. Dibuat tepung daun/ekstrak kering
Hijauan dicuci , ditiriskan, dan disimpan dalam suhu 30-32°c atau
dijemur dipanas matahari. Setelah kering tinggal dihaluskan.selesai.
4. Diambil sarinya saja misal protein saja ( konsentrat protein daun ).
Secara mudahnya prosesnya adalah:
Hijauan dicuci kemudian dimasukkan kedalam air mendidih selama 3-10
menit ( blanshing) untuk inactive enzim dan mematikan mikroba patogen.
Setelah itu dihancurkan ( blender ) untuk memecah dinding sel hijauan
dan disaring menggunakan kain saring. Hasil saringan ( filtrat)
dipanaskan pada suhu 80-90°c selama 15 menit agar terjadi koagulasi (
pembekuan ) protein. Hasil pemanasan didinginkan dan dimasukkan dalam
wadah untuk kemudian di sentrifugasi ( diputar ) selama 30 menit dengan
kecepatan 1000 rpm ( rotari per minute/putaran per menit). Endapan yang
dihasilkan dipisahkan untuk kemudian dikeringkan dengan oven. Hasil
pengovenan digiling kembali dan diayak, hasilnya berupa konsentrat
protein daun yang bisa ditambahkan ke ransum yang memiliki kandungan
protein rendah.
Kalau tidak mau repot ya pilih aplikasi yang
nomor 1 saja yang penting kita dapat manfaat dari bahan pakan alternatif
hijauan..ok?
Salam wek wek
<()
( )
( 2)
^^