Jangan Taruh Semua Telur Dalam Satu Keranjang
Oleh : Gandi Margono
Salah satu rekan peternak mengeluh karena selama setahun lebih beternak bebek tidak pernah merasakan untung. Sang peternak yang memelihara bebek pedaging awalnya sangat antusias memelihara bebeknya hingga saat panen tiba barulah dia merasa kecewa karena sulitnya mendapatkan pembeli hasil panennya dengan harga yang bagus. Setelah ditahan beberapa haripun akhirnya dia terpaksa menjual bebek pedagingnya dengan harga rendah ketimbang terus merugi dalam hal biaya pakan.
Sementara itu peternak lainnya malah sedang menambah kandang baru karena kapasitas kandangnya kurang mencukupi untuk permintaan bebek potong. Permintaan bebek pedaging dari konsumen setiap minggunya selalu sulit untuk dia penuhi, bahkan terkadang dia harus menghubungi rekannya untuk membeli bebek demi memenuhi permintaan konsumennya. Jangan ditanya berapa pendapatannya setiap panen ya karena pasti lebih untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pertanyaannya kemudian adalah mengapa bisa terjadi kondisi yang berbeda antara satu peternak dengan peternak lainnya? Padahal secara kemampuan teknis keduanya menguasai ilmu yang cukup mumpuni untuk merawat bebek. Yang pasti adalah peternak pertama mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil panennya sedangkan peternak kedua tidak. Mengapa begitu?
Satu hal yang kurang disadari oleh para peternak adalah beternak tidak hanya sekedar bagaimana menghasilkan ternak/menghasilkan produk tetapi beternak juga haruslah dipikirkan bagaimana menjual hasil ternaknya. Percuma anda memiliki kemampuan teknis menghasilkan bebek pedaging dengan kualitas yang baik tetapi anda tidak bisa menjualnya. Sebelum berternak selayaknya sudah harus kita pikirkan bagaimana kita memasarkan hasil panen kita, karena kondisi sekarang berbeda dimana jaman dahulu usaha ternak itik hanyalah usaha sampingan rumah tangga, sedangkan sekarang banyak orang atau bahkan perusahaan yang menjadikan itik sebagai bisnis utama sehingga pemasaran biasanya sudah dikuasai oleh pemain lama.
Untuk pemain/peternak bebek pemula ada baiknya jika anda bergabung dalam sebuah kelompok atau kemitraan, karena biasanya kelompok atau kemitraan sudah memiliki pasar sendiri untuk menjual hasil panenannya. Tentu saja ada kewajiban untuk bisa bergabung dalam sebuah kelompok atau kemitraan semisal harus membeli dod/pakan pada plasma/ketua kelompok atau membayar iuran masuk keanggotaannya, ataupun berupa kontrak kerjasama yang harus dipatuhi. Memang keuntungan yang didapat biasanya tidak sebesar bila kita mampu menjual hasil panen kita sendiri tetapi apakah saat terjadi stock daging bebek menumpuk dipasaran anda mampu untuk tetap menjualnya dengan harga yang bagus?
Oke, katakanlah anda tidak dapat bergabung dalam sebuah kemitraan karena misalnya dengan alasan belum ada kemitraan didaerah anda ataupun alasan lainnya apa yang sebaiknya kita lakukan? anda dapat menerapkan efesiensi pakan sehingga tidak terlalu rugi jika terpaksa panen molor ataupun melakukan penjualan langsung kerumah makan atau restoran yang membutuhkan daging bebek. Efesiensi pakan yang dimaksud disini berarti anda tidak memakai pakan jadi/konsentrat setelah bebek melewati fase starter dan memberikan racikan pakan sendiri dengan sumber bahan makanan yang murah yang tersedia didaerah anda. Penjualan langsung kerumah makan/restoran memerlukan perjuangan dan kemampuan bersaing dalam hal kualitas dan harga sehingga kita dapat menjadi pemasoknya. Lalu apakah ada langkah lainnya?
Kalau kita perhatikan mengapa seseorang bisa menjadi pengusaha yang sukses salah satu sebabnya adalah karena kebanyakkan dari mereka menguasai bisnis mereka dari hulu sampai ke hilir. PT. Indofo*od mengimpor sendiri terigu sebagai bahan baku pembuatan mie instant mereka melalui PT. Bogas*ri. Mereka juga membuat sendiri bumbu penyedap mie instant dan bahkan memiliki perkebunan sendiri untuk minyak bumbu mie instantnya. Secara sederhanya mereka tidak tergantung pihak lain untuk membuat dan memasarkan produknya sehingga harga produk mereka mampu bersaing dipasaran.
Tentu saja kita tidak dapat dalam sekejap meniru keberhasilan mereka tetapi kita dapat memulainya dengan cara yang sama misalnya dengan memelihara indukan itik sendiri, membuat pakan sendiri, menetaskan telur sendiri, membuat karkas pedaging sendiri atau bahkan menjual menu masakan daging bebek sendiri. Semakin banyak bidang yang anda kerjakan tentu semakin besar biayanya tetapi juga semakin besar potensi keuntungan yang akan anda peroleh. Sebagai langkah awal mungkin anda cukup 2 atau 3 bidang saja dahulu untuk memulainya dan sebaiknya dalam porsi yang kecil untuk menghindari potensi kerugian yang besar.
Katakanlah anda merupakan peternak bebek pedaging dengan kapasitas 100 ekor perminggu, tentu akan lebih hemat jika anda juga merupakan penghasil dod hibrida sendiri. Sebagai ilustrasi sederhana saya jabarkan sbb :
1. Beli pejantan peking 5 ekor usahakan yang berumur 6 bulan keatas ( kalau bisa yang asli ya..)
5 x 100.000 = Rp. 500.000,-
2. Beli bebek betina lokal siap telur 40 ekor
40 x 70.000 = Rp. 2.800.000
3. Beli/buat mesin tetas skala 100 butir 4 buah.
4 x 1.300.000 = Rp. 5.200.000 jika beli, kalau buat sendiri sekitar separuhnya.
4. Buat kandang pemeliharaan indukan
1 x 1.500.000 = Rp. 1.500.000 ( harga relatif )
Maka dengan modal sekitar Rp. 10.000.000 anda telah bisa menjadi penetas itik hibrida.
Asumsi bebek bertelur 70% perhari maka anda akan mendapatkan telur 28 butir perhari atau sekitar 196 butir per minggu yang dapat anda tetaskan. Asumsi telur yang layak ditetaskan 70% maka ada sekitar 137 butir telur yang masuk mesin penetas. Asumsi keberhasilan menetas telur 75% maka anda akan mendapatkan dod sekitar 100 ekor/minggu ditambah 59 butir (196-137) telur konsumsi. Tentu saja asumsi diatas dengan menganggap anda telah menguasai semua teknis pemeliharaan bebek dan teknis penetasan sehingga dapat mencapai produksi 70% ataupun lebih.
Dan tentu saja dalam prakteknya nanti juga diperlukan juga biaya operasional
lainnya setiap minggunya seperti pakan indukan, vitamin dan listrik yang mungkin tidak tertutupi dari hasil penjualan dari sisa telur konsumsi tadi,
akan tetapi setidaknya anda tidak perlu lagi mengeluarkan biaya pembelian dod
sekitar 100 ekor/minggunya atau sekitar Rp. 650.000,-. Nah perbedaan dari nilai "beli" dod inilah yang akan mempengaruhi juga nilai jual produk anda karena sehingga mampu bersaing.
Keuntungan anda akan makin bertambah bila semakin besar dan banyak bidang yang anda pegang, tetapi semakin besar pula modal/investasi yang diperlukan. Semakin banyak bidang yang anda pegang juga akan semakin mengurangi ketergantungan anda kepada orang lain sehingga tidak ada lagi ceritanya anda ditipu penjual dod atau di php bakul karena anda sendirilah penetas dan bakul dari peternakan itik anda. Jadi jangan taruh semua telur dalam satu keranjang ya...buatlah keranjang/usaha yang lain.
Salam wek wek
<()
( )
( 2)
^^