Flu Burung Vs Pemutih
Oleh : Gandi Margono
Flu burung merupakan momok bagi peternak itik karena dampak yang ditimbulkan penyakit ini sangat merugikan peternak dan juga kecepatan serangan penyakit ini sehingga peternak sering terlambat untuk mengobatinya dan hanya bisa pasrah merenungi nasibnya. Ada juga yang bersegera memotong seluruh itik yang terkena penyakit ini nya atau bahkan menjual itiknya agar terhindar dari kerugian yang besar. Tindakan menjual itik saat sedang terkena wabah flu burung sebenarnya merupakan tindakan yang kurang elegant karena sama juga dengan memindahkankan masalah pada orang lain dan dapat berpotensi memperluas penyebaran penyakit ini. Lalu tindakan apa yang harus kita lakukan?
Peternak itik umumnya mengenal penyakit flu burung dengan sebutan mata biru atau mata putih, karena memang salah satu gejala yang umum terlihat adalah berubahnya mata itik dari warna normal menjadi kebiruan atau timbulnya bintik putih pada mata itik. Gejala lain yang menyertai penyakit ini adalah leher itik sering terpuntir/tertikolis, lumpuh dan kejang2 sebelum kematian. Kotoran itik yang terkena penyakit flu burung pun berubah menjadi hijau walaupun memiliki perbedaan dengan kotoran itik akibat penyakit ND/tetelo dimana flu burung kotorannya berwarna hijau pupus dengan cairan bening kental sedangkan penyakit ND lebih menyerupai hijau lumut campur putih pasta,
Cara sederhana lainnya untuk mengetahui apakah itik kita terserang penyakit akibat virus semisal flu burung dan ND atau bakteri semisal botulisme adalah dengan melihat perkembangan banyaknya itik yang terserang. Bila jumlah yang terserang penyakit meningkat secara drastis ( misal dari 10 ekor menjadi 20 ekor ) bisa diduga itu merupakan penyakit akibat serangan virus. Namun bila jumlah peningkatannya tidak drastis ( misal dari 10 ekor menjadi 12 ekor) kemungkinan adalah akibat serangan bakteri. Virus flu burung pun memiliki berbagai variant seperti Virus H5N1,DVH, dan Virus Influenza type A.
Pengamatan sederhana yang dilakukan oleh Drh Mohamad Indro Cahyono menyimpulkan bahwa :
1. Virus H5N1 clade 2.3.2 : membunuh itik semua umur, dan ayam di sekitar kandang yang terkena wabah.
2. Virus DVH : Hanya membunuh itik muda berumur kurang dari 50 hari,
tetapi tidak menimbulkan kematian pada itik dewasa dan ayam sekitar
lokasi wabah.
3. Virus influenza tipe A (bukan H5N1) : Membunuh itik
semua umur (muda dan dewasa) tetapi tidak membunuh ayam di sekitar
lokasi wabah.
Lalu bagaimana agar itik terhindar dari penyakit flu burung? Vaksinasi merupakan salah satu caranya tetapi tidak dapat menjamin 100% bahwa itik yang telah divaksin akan terhindar dari penyakit ini. Hal ini karena keberhasilan vaksinasi melawan penyakit akibat virus hanya berkisar 90% dan juga ketidaktepatan cara, dosis dan jenis vaksin yang diberikan dengan wabah yang menyerang membuat vaksinasi tidak efektif 100% mencegah timbulnya flu burung dipeternakan kita.
Penelitian Drh Mohamad Indro Cahyono juga membuktikan bahwa dengan menyemprotkan larutan 10% pemutih ( bisa merk ba*klin, sun*lin) pada lokasi wabah flu burung mampu membunuh virus H5N1 dan Influenza type A dalam waktu 3 menit, dan virus DVH dalam waktu 5 menit. Larutan 10% pemutih dibuat dengan mencampur 1 bagian pemutih dengan 9 bagian air. Pemutih pakaian mengandung Sodium Hypoklorit yang mampu membunuh ketiga macam virus tersebut. Jadi dengan menggunakan pemutih tersebut sebagai desinfektant kita dapat mencegah sekaligus membunuh virus flu burung. Tentu saja hal ini juga harus disertai dengan menjaga kebersihan peternakan dan kondisi kesehatan itik kita, karena virus mampu menyerang setelah melumpuhkan sistem pertahanan tubuh itik dan ditandai dengan munculnya gejala itik flu, batuk, ngorok dan penyakit pernafasan lainnya akibat lumpuhnya sistem pengamanan pertama.
Untuk menjaga kesehatan itik kita sekaligus mencegah wabah flu burung, itik dapat kita berikan herbal/ekstrak semacam meniran, temulawak, temu ireng dan sambiloto yang telah diteliti oleh IPB berkhasiat melawan flu burung. Tentu saja anda dapat menambahkan sendiri herbal semacam daun pepaya, daun sirsak, kunyit , jahe dan juga bawang putih karena herbal tersebut juga memiliki sifat anti kanker.
Bagaimana jika sudah terlanjur ada itik yang terserang penyakit tersebut? Itik yang terkena penyakit tersebut kita pisahkan dan kotorannya dan alas kandangnya disemprot dengan pemutih tadi agar tidak menyebar ke itik lainnya. Itik yang terserang penyakit juga diberi vitamin semisal fort*evit atau neor*bion dan asupan gula merah agar tubuhnya mampu melawan serangan virus dan staminanya terjaga. Dalam kasus ini kadang pemberian vitamin dan gula merah harus kita lolohkan/paksakan kedalam mulut itik.
Bagaimana jika sudah banyak itik yang terserang penyakit ini ? Selain penggunaan pemutih sebagai desinfektant tadi kita juga dapat menerapkan cara master Betha Sutrisno untuk menanggulangi penyakit mata biru putih pada itik dengan menggunakan :
1. Probiotik PTPG2 1 gelas
2. Amoxitin 15 gram ( multivitamin + antibiotik )
3. Coliquin 15 gram ( antibiotik )
4. Neo Meditril 15 gram ( antibiotik)
5. Therapy 15 gram ( antibiotik )
6. Air Bersih 15 liter
Campuran tersebut diberikan pada itik baik sebagai pembasah pakan maupun sebagai minum itik secara bergantian yakni pagi probiotik + amoxitin + coliquin + air bersih, dan sore probiotik + neo meditril + therapy + air bersih. Dosis pengobatan diatas digunakan untuk 500 ekor itik dan dilaksanakan selama 3 hari berturut-turut..
Pertanyaannya kemudian adalah bukankah yang menyerang itik adalah sejenis virus mengapa diberikan antibiotik yang merupakan obat anti bakteri?. Diatas sudah dijelaskan bahwa virus dapat menyerang tubuh itik setelah melumpuhkan sistem pertahanan di saluran pernafasan itik, nah penyakit saluran pernafasan ini lah yang umumnya diakibatkan oleh bakteri yang juga harus kita tanggulangi sehingga tubuh itik bisa melawan virus ini.
Selamat mencoba dan salam wek wek
<()
( )
( 2)
^^
ADS HERE !!!