Mengapa Ada Wabah Penyakit ND/Tetelo?
Oleh : Gandi Margono
Miris rasanya dengan begitu banyaknya orang pintar yang bergelar doktor, profesor atau bahkan guru besar tetapi peternakan di Indonesia masih saja dihantui oleh wabah penyakit Newcastle Disease (ND). Tiap tahun selalu saja berulang lagi permasalahan mewabahnya penyakit ND/Tetelo di Indonesia sehingga memunculkan pertanyaan apakah bangsa kita tidak mampu menanggulanginya?
Banyak sebab mengapa kita begitu familiar dengan wabah penyakit ND/tetelo ini diantaranya :
1. Waktu dan program vaksinasi yang tidak serempak
Disatu kandang dilaksanakan program vaksinasi sementara kandang sebelahnya tidak, belum lagi banyaknya hewan liar yang tidak memiliki kekebalan terhadap virus ND dan berinteraksi dengan hewan peternakan sehingga penularan penyakit tidak terhindarkan.
2. Tata cara vaksinasi yang sering disembunyikan dari para peternak sehingga menjadi lowongan pekerjaan/bisnis bagi sebagian orang dengan mengabaikan kepentingan untuk berbagi ilmu dan pencegahan penyakit ini. Berapa banyak peternak kita yang mengerti istilah injeksi subcutan dan mampu mempraktekkannya? Celakanya lagi yang mengerti tatacaranya hanya datang bila dipanggil/dibayar? atau pada saat media massa dan media sosial ramai membicarakannya.
3. Kesalahan dalam melakukan vaksinasi sehingga banyak vaksinasi yang tidak berhasil yang antara lain disebabkan oleh:
a. Pembelian vaksin yang tidak disimpan dalam pendingin atau malah dipajang dalam etalase kaca. Vaksin idealnya harus disimpan pada suhu 2-8 derajat celsius dan terhindar dari sinar matahari langsung termasuk didalam etalase kaca.
b. Cara thawing (penetralan suhu) yang salah sehingga virus yang dilemahkan dalam vaksin malah mati sehingga vaksinasi tidak efektif. Thawing pada vaksin dilakukan dengan menggengam vaksin pada tangan sehingga tidak terasa dingin lagi dan memiliki suhu antara 25-27 derajat celsius. Untuk vaksin aktif sebaiknya tidak menggunakan air PAM karena adanya kandungan klorin yang dapat membunuh virus aktif di vaksin. Mengocok vaksin dengan larutan daparpun seharusnya harus membentuk angka delapan agar tercampur sempurna dan tidak membuat vaksin mati.
c.Membuang bekas vaksin secara sembarangan sehingga virus di vaksin sisa malah berkembang biak dan menginfeksi unggas.
d. Ketidaktaatan peternak melaksanakan program vaksinasi dimana seharusnya vaksinasi ND menggunakan pola 444 yang berarti dilaksanakan pada saat itik berumur 4 hari, 4 minggu dan 4 bulan untuk kemudian diulang kembali setiap 3 bulan sekali. 4 hari usia dod/meri adalah saat yang tepat karena pada saat dod berusia 1 hari biasanya dalam perjalanan ketempat barunya, 2 hari setelahnya dipergunakan untuk adaptasi dan memberikan vitamin agar kondisi meri kembali fit. Vaksininasi umur 4 minggu bertujuan agar terbentuk kekebalan humoral diseluruh tubuh untuk kekebalan maternal. Vaksinisasi umur 4 bulan bertujuan menyambung kekebalan tubuh itik sehingga tubuh itik siap bila ada tantangan bibit penyakit yang kuat/tinggi.
e. Kualitas vaksin yang tersedia.
4. Kurangnya program Biosecurity
Virus hanya hidup pada tempat yang lembab dan ada material organik, jadi virus akan lemah bahkan mati bila tidak berada pada tempat tersebut apalagi jika kita melakukan penyemprotan desinfektant. Program desinfektant yang murah untuk membunuh virus adalah menyemprotkan larutan pemutih/bay*lean dan lainnya yang mengandung sodium hypoklorit yang mampu membasmi virus.
5. Pemahaman Bahan Herbal
Untuk membasmi virus banyak peternak menggunakan bahan herbal yang memang berkhasiat mencegah atau bahkan membunuh virus, tetapi yang kurang disadari adalah bahwa bahan herbal bersifat lambat bekerja dan masih bercampur bahan lainnya bila dibandingkan dengan bahan kimia sehingga penggunaannya harus kontinyu. Virus ND merupakan virus genotif type 7 yang bersifat ganas sehingga bahan herbal lebih efektif digunakan untuk pencegahan. Kedepannya diharapkan ada upaya pengembangan sehingga herbal dapat disarikan zat yang memiliki manfaat membunuh virus agar dapat bekerja lebih cepat/efektif.
6. Kesadaran Imunitas
Virus hanya dapat bekerja pada itik bila telah sampai ke resptornya/tempat yang sesuai, dan pada unggas/itik saluran pencernaan dan pernafasan merupakan reseptor virus. Saluran pencernaan dan pernafasan yang terganggu keseimbangannya merupakan cikal bakal masuknya virus (termasuk virus ND) ketubuh itik. Banyak peternak yang membiarkan itiknya saat terjadi gejala semacam flu, ngorok, pilek,batuk dan lainnya tanpa mengerti bahwa itu semua merupakan pintu gerbang masuknya virus. Kesadaran untuk menjaga kondisi tubuh itik dan menambah kekebalan tubuh itik/imunitas akan menjaga itik dari serangan virus. Untuk menambah imunitas tubuh itik kita dapat memberikan vitamin dan mineral yang berasal dari tumbuhan/herbal.
Jadi sampai kapan kita mengalami wabah ND?
Salam wek wek
<()
( )
( 2)
^^
ADS HERE !!!