Telur Pertama Itik
Oleh : Gandi Margono
Telur merupakan sebuah hasil yang diharapkan dari peternakan itik petelur. Produksi telur yang tinggi dan baik akan sangat menguntungkan pemiliknya, sebaliknya itik yang produksinya rendah atau bahkan tidak berproduksi hanya akan menambah beban biaya dalam sebuah peternakan. Permasalahannya adalah dibutuhkan waktu yang lama dan ketepatan manajemen pemeliharaan serta kesabaran ekstra agar itik yang kita pelihara dapat bertelur.
Telur untuk jenis unggas sejatinya adalah simpanan bahan makanan untuk persediaan bahan makanan bagi calon bayi/embrio itik. Telur tidak ubahnya susu pada mamalia adalah hasil sekresi dari sistem reproduksi dan mekanisme endokrin, metabolik dan kimia faali. Atau lebih mudahnya telur adalah hasil akhir dari sistem reproduksi dan sekumpulan organ tubuh yang berlangsung secara kimiawi. Telur unggas lebih besar dari telur mamalia karena perkembangan calon bayi unggas(embrio) terjadi diluar tubuh unggas dengan waktu yang cukup lama sehingga telur haruslah mengandung bahan makanan yang cukup untuk pertumbuhan embrio tersebut.
Dari paparan diatas jelaslah bahwa produksi telur erat kaitannya dengan makanan yang diperoleh oleh unggas. Itik dapat bertelur jika telah matang kelamin/cukup umur dan hanya jika mendapatkan asupan makanan yang cukup. Jumlah makanan termasuk didalamnya nutrisi yang dibutuhkan tiap unggas untuk menghasilkan telur akan berbeda tergantung jenis, ukuran tubuh dan perkembangan spesies itu sendiri. Untuk itik yang dipelihara secara ektensif/angon mereka akan memilih dan mengatur sendiri makanan yang diinginkan agar cukup untuk produksi telur, sedangkan pemeliharaan itik secara intensif/kandang pemilik/manusia lah yang harus menentukan nutrisi yang diperlukan itik untuk bertelur. Jelaslah jika anda memelihara itik sistem intensif/kandang dan hanya memberikan dedak sebagai pakan itik kemudian mengharapkan hasil telur adalah sebuah hal yang mustahil.
Bagaimana dengan adanya pejantan apakah berpengaruh pada telur itik? Pejantan tidak berperan dalam pembentukan sebuah telur, dalam artian tanpa ada pejantan pun itik betina dapat bertelur asalkan syarat umur dan pakan cukup terpenuhi. Pejantan hanya berperan memberikan sperma agar sel telur betina dapat dibuahi sehingga cadangan makanan/telur dapat digunakan oleh embrio untuk berkembang dan menetas menjadi anak itik.
Menanti saat itik pertama bertelur merupakan saat yang terkadang menggelisahkan bagi peternak pemula. Anda yang memelihara itik dari meri/dod dalam sistem intensif/kandang haruslah menunggu kurang lebih 5 bulan agar itik dapat bertelur. Menunggu disini berarti anda harus memelihara itik, memberi pakan, membersihkan kandang dan lain lainnya tanpa memperoleh hasil kecuali feses/kotoran itik,,hehehe. Jika jumlah yang dipelihara masih skala ekoran atau puluhan mungkin tidaklah terlalu memberatkan, bagaimana jika itik yang dipelihara jumnlahnya ratusan atau ribuan? terbayang sudah berapa besar biaya yang harus kita keluarkan tanpa adanya pemasukan. Inilah faktor yang menyebabkan pemeliharaan itik lepas starter lebih ekonomis jika diangon.
Untuk yang membeli bayah siap telur pun menanti saat peneluran juga merupakan suatu hal yang menggelisahkan karena timbul pertanyaan semisal berapa lama lagi itik akan bertelur? apakah produksinya bisa mencapai lebih dari 50% atau jangan-jangan malah khawatir akan mendapatkan itik yang majer/tidak bertelur akibat saluran reproduksinya telah rusak. Kegelisahan dan kekhawiran inilah yang terkadang malah menimbulkan tindakan yang malah berakibat buruk untuk peternakan kita.
Banyak peternak yang memelihara itik secara intensif/kandang memberikan pakan secara berlebihan secara jumlah dan nutrisi dengan harapan agar itiknya cepat bertelur. Hasil yang didapat bukannya itik segera bertelur tetapi malah itik kegemukkan dan sulit bertelur. Begitu pula dengan peternak yang membeli bayah siap telur sering melakukan kesalahan dengan langsung memberikan pakan campuran konsentrat berbanding bekatul secara ekstrem, 1:3 misalnya. Memang itik akan segera bertelur tetapi biasanya akan diikuti pula dengan cepatnya itik tersebut mengalami rontok bulu/brodol.
Mengapa itik siap telur hasil angon jika langsung diberikan pakan campuran konsentrat dan bekatul dalam takaran tinggi cepat brodol? Itik termasuk binatang yang tidak suka perubahan/kolot, sewaktu diangon itik tidak pernah diberi pakan konsentrat dan tubuh itik telah menyesuaikan kondisi tersebut. Jika masuk kandang langsung diberi konsentrat dengan takaran tinggi tubuh itik kaget sehingga stres dan rontok bulu yang diikuti dengan berhentinya produksi telur.
Jika membeli bayah angon siap telur maka mulailah pemberian konsentrat dengan takaran yang rendah semisal 1:8, kemudian dinaikkan porsinya jika 5% itik telah bertelur menjadi 1:6, Naikan lagi porsi konsentrat jika 20% itik telah bertelur menjadi 1:5 begitu terus hingga jika 50% populasi itik telah bertelur anda dapat menggunakan takaran 1:3 ataupun 1:2.5 ( 1 bagian konsentrat itik petelur berbanding 2.5 bagian bekatul).
Lalu bagaimana dengan telur pertama indukan itik yang baru bertelur, apakah telur tersebut dapat ditetaskan? Mitos telur pertama itik tidak dapat ditetaskan adalah salah. Telur pertama itik baru bertelur tetap dapat ditetaskan selama terjadi perkawinan dengan itik pejantan (terjadi pembuahan). Lalu mengapa orang tua kita dahulu sering berkata telur tersebut tidak dapat ditetaskan? Hal ini pertama terjadi karena kepercayaan yang salah bahwa telur pertama unggas yang baru pertama bertelur adalah keramat/bertuah sehingga akan mereka pakai untuk keperluan lainnya. Yang kedua memang hasil anakan itik dari telur pertama tersebut secara kualitas buruk.
Hasil anakan itik dari telur pertama dari indukan yang baru belajar bertelur ( biasa disebut dengan Bibit Muda di ayam ) memang secara teori buruk dan biasanya dijual lebih murah dari lainnya. Walaupun buruk dengan penanganan yang tepat bisa jadi hasilnya menyamai telur dari bibit indukan yang telah berumur cukup berumur ( 8 bulan - 1 tahun lebih). Lalu mengapa secara teori disebut buruk?
Telur itik yang baru belajar bertelur akan memiliki ukuran yang kecil-kecil, telur yang kecil jika ditetaskan akan menghasilkan ukuran meri/dod yang kecil. Sebagai patokan kita dapat menggunakan rumus penetasan sbb :
Bobot tetas = 70% x Bobot Telur
Jadi jika bobot/berat telur yang akan kita tetaskan adalah 60 gram maka kita akan memeiliki meri dengan ukuran berat sekitar 42 gram saja. Lalu apa hubungannya dengan kualitas? Didalam dunia binatang akan terjadi persaingan dalam perebutan pakan dan daerah kekuasaan. Meri/DOD dengan ukuran tubuh yang kecil tentu akan kalah bersaing dengan meri yang memiliki ukuran tubuh yang lebih besar. Akibat kalah bersaing maka pertumbuhan meri tersebut akan terganggu dan menghasilkan tubuh yang kecil/kuntet.
Begitu juga dengan warisan antibody maternal ( kekebalan tubuh ). Itik yang berasal dari indukkan yang telah memiliki cukup umur tentu memiliki waktu yang cukup dan pengalaman sembuh dari terjangan berbagai macam penyakit. Karena sang indukan telah memiliki pengalaman bebas dari penyakit maka didalam tubuhnya telah terbentuk antibody/kekebalan yang secara otomatis diwariskan pada turunannya. Jadi jelas secara teori telur dari indukan yang pertama bertelur lebih buruk kualitasnya.
Salam Wek Wek
<()
( )
( 2)
^^
ADS HERE !!!