Ongkos Produksi Sebutir Telur Itik
Oleh : Gandi Margono
Mengapa banyak peternak bebek yang bangkrut? Selain karena kurangnya pengetahuan tentang beternak bebek, maka banyak dari peternak yang tidak memperhitungkan biaya yang dikeluarkannya saat beternak bebek. Pemeliharaan bebek hanya dianggap sebagai sebuah usaha sampingan tanpa memperhitungkan biaya produksinya. Padahal sudah bukan jamannya lagi beternak itik sebagai sebuah usaha sampingan tanpa memperhitungkan untung ruginya pemeliharaan itik petelur. Seorang peternak haruslah mengerti berapa sesungguhnya biaya produksi sebutir telur didalam peternakannya. Pengetahuan ini akan menentukan kita untuk menentukan harga jual telur yang ideal sekaligus antisipasi tindakan bila harga jual telur ataupun produksi telur tidak sesuai yang diharapkan.
Untuk menetukan harga jual telur yang ideal terlebih dahulu kita tentukan dahulu ongkos produksi telur kita. Ongkos produksi telur setiap peternak bisa berbeda tergantung dari variabel yang ada dan biaya yang digunakannya. Semakin sedikit ongkos produksi semakin besar kemungkinan seorang peternak meraih untung dan semakin besar ongkos produksi semakin besar potensi kerugian yang mungkin didapat. Lalu bagaimana cara menghitung ongkos produksi telur itik kita ?
Ongkos produksi adalah semua biaya yang diperlukan agar itik dapat bertelur, sehingga semua biaya yang kita keluarkan haruslah dihitung sebagai sebuah ongkos produksi. Bingung ya mas? Daripada bingung langsung saja ya saya contohkan cara menghitungnya, sebagai catatan untuk mempermudah perhitungan semua komponen biaya dihitung dengan jumlah pemeliharaan itik sebanyak 100 ekor, bila anda memelihara lebih atau kurang dari jumlah tersebut ya tinggal dimasukkan sendiri nominalnya. Perhitungan ini hanyalah sebuah ilustrasi karena fakta dilapangan bisa saja didapatkan hasil yang berbeda dari hasil ini. Lalu buat apa dibuat pak? Ya agar kita semua faham bagaimana menghitung ongkos produksi sebuah telur...
Beberapa item yang mempengaruhi ongkos produksi telur adalah :
1. Biaya Pakan
Walaupun ada itik yang butuh pakan lebih atau kurang dari 150 gram namun sebagai patokan dasar kita dapat asumsikan itik membutuhkan pakan sebanyak 150 gram/ekor/hari. Bila anda membeli pakan jadi senilai Rp. 250.000 per karung isi 50 kg berarti biaya pakan jadi perkilonya adalah sebesar ( 250.000/50) = Rp 5.000/kg , maka biaya pakan per ekor itik adalah ( 150gram x Rp 5.000/kilo gram) = Rp. 750,-. (A)
Bagaimana bila menggunakan campuran konsentrat + katul halus + nasi sisa/aking? ya tinggal lihat komposisi yang digunakan dan dikalikan harga per kilonya, setelah dapat harga perkilo tinggal dibagi jumlah pemberian pakan untuk mengetahui biaya pakan.
Contoh :
Harga konsentrat Rp. 420.000/50 kg..berarti per kilo konsentrat berharga Rp. 8.400
Harga per kilo katul halus Rp. 4.000,-
Harga per kilo nasi aking Rp. 3.000,-
Pakan 100 ekor itik dibutuhkan 15 kg pakan dengan komposisi konsentrat : katul : aking dengan perbandingan 1:2:1 maka berarti kita butuh :
1/4 x 15 kg konsentrat x Rp 8.400 = 3.75kg x Rp 8.400 = Rp 31.500
2/4 x 15 kg katul halus x Rp 4.000 = 7.5 kg x Rp 4.000 = Rp 30.000
1/4 x 15 kg nasi aking x Rp 3.000 = 3.75 kg x Rp 3.000 = Rp 11.250
Jumlah total biaya adalah ( Rp 31.500 + Rp 30.000 + Rp 11.250) = Rp 72.750,-
Biaya per kilo gram pakan adalah Rp 72.750 / 15 kg = Rp 4.850
Biaya pakan per ekor itik = 150 gram x Rp 4.850 = Rp 727,5
2. Biaya penyusutan kandang
Biaya penyusutan kandang adalah biaya total pembuatan kandang ( diluar harga tanah ) dibagi umur perkiraan kekuatan pemakaian kandang dibagi jumlah itik yang dipelihara. Biaya ini harus kita hitung sehingga saat kandang rubuh/rusak kita memiliki dana cadangan untuk membuat kandang yang baru. Untuk mempermudah perhitungan biaya penyusutan kandang maka kita bagi dahulu biaya penyusutan kandang perharinya, sebagai contoh jika biaya pembuatan kandang adalah Rp 5.000.000,- dan kandang diperkirakan kuat selama 5 tahun maka kita dapat perhitungan sbb :
Biaya penyusutan kandang = Rp 5.000.000/5 x 365 hari atau lebih jelasnya adalah :
Biaya penyusutan kandang = Rp 5.000.000/1825 = Rp 2.739,7....dibulatkan jadi Rp 2.740,-
Karena itik yang dipelihara 100 ekor berarti penyusutan ini dibebankan pada 100 ekor itik sehingga Biaya penyusutan kandang menjadi Rp 2.740/100 = Rp 27,- ( dibulatkan ) (B)
Itulah biaya penyusutan kandang yang harus ditanggung setiap ekor itik sehingga ikut menjadi ongkos produksi telur.
3. Biaya penyusutan peralatan kandang
Peralatan kandang juga harus diperhitungkan baik harga maupun ketahanannya karena umumnya alat-alat tersebut memiliki batas waktu untuk layak digunakan. Sebagai contoh misalkan untuk 100 ekor itik kita butuh tempat pakan 4 buah dan tempat minum 4 buah yang masing berharga Rp 25.000 & Rp 20.000,- dan kuat dipakai selama 1 tahun maka kita dapat perhitungan sbb :
Biaya penyusutan peralatan = ({4xRp 25.000}+ {4xRp 20.000})/365 hari = Rp 495 ( dibulatkan )
Karena itik yang dipelihara 100 ekor berarti penyusutan biaya peralatan kandang dibebankan kepada 100 ekor itik sehingga biaya penyusutan peralatan kandang adalah sebesar
Rp 495/100 = Rp 5 ( dibulatkan ) ( C )
4. Biaya Operasional Harian
Yang termasuk biaya operasional harian adalah gaji pegawai ( bila tidak dikerjakan sendiri), biaya vaksin/obat-obatan/herbal, biaya listrik dan air bersih ( jika membeli ). Jika dikerjakan sendiri dan biaya operasional tiap bulannya adalah Rp 30.000 maka kita dapat hitung biaya operasional harian adalah sebesar :
Biaya operasional harian = Rp 30.000/30 hari = Rp 1.000,-
Karena itik yang dipelihara adalah 100 ekor berarti biaya ini dibebankan pada 100 ekor itik sehingga biaya operasional harian setiap itik adalah :
Biaya operasional harian = Rp 1.000/100 ekor = Rp 10,- ( D )
5. Biaya penyusutan bayah
Biaya penyusutan bayah adalah biaya harga beli bayah siap telur dikurangi nilai bayah afkir dibagi masa aktif itik tersebut. Walaupun masa aktif itik petelur tidaklah sama namun dapat kita asumsikan secara global bahwa rata-rata itik lokal indonesia memiliki masa aktif bertelur selama 8 bulan sebelum diafkir. Dengan asumsi tersebut dan harga beli bayah sekitar Rp 75.000,- serta harga itik bayah afkir Rp 45.000,- kita dapatkan perhitungan sbb :
Biaya penyusutan bayah = ( Rp 75.000- Rp 45.000 ) / 8 bulan
Biaya penyusutan bayah = Rp 30.000/240 hari
Biaya penyusutan bayah = Rp 125/ekor itik ( E )
catatan : tidak perlu dibagi 100 karena telah kita hitung harga beli bayah dan harga afkirnya secara per ekor.
6. Biaya Lain-lain
Yang termasuk biaya lain-lain adalah biaya penjualan ( misalkan ongkos bensin untuk membawa telur kepengepul), biaya pembelian egg tray, telur kecil/Bk, telur pecah/retak, dan lain lainnya. Sebagai gambaran sederhana biaya lain-lain dapat kita masukkan sebesar Rp 50,- ( F )
Nah dengan semua item biaya diatas ( yang saya beri tanda huruf kapital A-F), maka dapatlah kita menghitung ongkos produksi sebutir telur yakni :
Rp. 750 + Rp 27 + Rp 5 + Rp 10 + Rp 125 + Rp 50 = Rp 967,-
Jadi itu biaya produksi sebutir telur itik pak? upps...belum mas...itu asumsi diatas bila semua itik yang kita pelihara bertelur...pada kenyataannya tidak semua itik yang kita pelihara bertelur setiap harinya. maka untuk menghitung biaya produksi sebutir telur haruslah dibagi dengan berapa % produksi semua itik kita.
Asumsi dasar itik bertelur 60% ( bila kita pakai standar yang lebih tinggi nanti malah stres bila itiknya tidak menunjukkan performa tersebut..hehehe ) maka kita dapatkan biaya produksi sebutir telur sebagai berikut :
Biaya produksi telur = Rp 967/60%
Biaya produksi telur = Rp 1.611,-
Lalu berapa harga jual per butir telur didaerah anda?
Harga diatas belum memperhitungkan investasi modal dan tanah untuk pembangunan kandang lho...Wow...fantastis ya biayanya!!!...Jelaslah mengapa banyak peternak bebek yang bangkrut..
Bagaimana cara agar tidak bangkrut? Di angon mas...jadi khan pakan gratis..iya untuk yang mampu untuk mengangon itik..lha yang tidak? Ya jelas dengan menekan ongkos produksi telur dengan cara sbb :
1. Menekan biaya pakan semurah mungkin tetapi itik tetap produktif.
2. Menekan biaya pembuatan kandang itik semurah mungkin sekaligus membuat kandang kuat bertahan lama.
3. Menekan biaya operasional harian, baik dengan mengelola sendiri ( tanpa pegawai), menghemat pemakaian lampu, dan obat-obatan.
4. Membeli bayah saat harga murah dan menjual bebek afkir saat harga bagus sedangkan produksi turun, Bagaimana jika merawat itik dari meri/dod? Memelihara itik dari dod kadang malah lebih besar biayanya daripada membeli bayah itik siap telur.
5. Seleksi itik yang produktif dan tidak.
6. Memperbanyak populasi dengan perhitungan biaya operasional dan penyusutan kandang dan biaya lain-lain menjadi lebih kecil untuk tiap ekor itiknya.
7. Menghindarkan itik dari stres sehingga masa produksi itik bisa lebih panjang.
8. Menjual telur tidak hanya sebagai telur konsumsi tetapi juga sebagai telur tetas, telur asin ataupun ditetaskan sebagai anak itik/dod.
9. Dan lain sebagainya...
Apakah beternak itik masih menguntungkan? maka...anda sendirilah
yang bisa menjawabnya...
Salam wek wek
<()
( )
( 2)
^^