Fermentasi Pakan Itik
Oleh : Gandi Margono
Fermentasi merupakan proses penguraian senyawa-senyawa organik untuk menghasilkan energi serta terjadi pengubahan subtrat untuk menjadi produk baru oleh mikroba ( Madigan 2011). Fermentasi juga didefinisikan sebagai suatu proses dimana komponen-komponen kimiawi dihasilkan sebagai akibat adanya pertumbuhan maupun metabolisme mikroba ( Satiawihardja 1992). Sedangkan Fardiaz , 1992 mendefinisikan fermentasi sebagai proses pemecahan karbohidrat dan asam amino secara anaerobik, yaitu tanpa memerlukan oksigen.
Fermentasi pakan ternak memiliki tujuan diantaranya adalah :
a. memperoleh produk baru yang berbeda dari bahan awal
b. peningkatan kualitas bahan/subtrat
c. menghasilkan protein/enzim/mikroba yang berguna dll
Sebagai peternak, untuk lebih mudahnya kita dapat menyebut fermentasi sebagai proses pengubahan bahan pakan agar lebih mudah tercerna dengan bantuan mikroba. Berarti dalam prosesnya fermentasi membutuhkan 3 faktor yakni :
I. Bahan pakan
Umumnya fermentasi dilakukan terhadap bahan yang mengandung karbohidrat, walaupun dalam perkembangannya bahan pakan yang mengandung protein pun mulai dilakukan proses fermentasi. Semua bahan pakan yang merupakan sumber karbohidrat dapat difermentasikan untuk tujuan tertentu. Tentu saja sebelum difermentasikan kita harus memperhitungkan untung ruginya proses tersebut dan jenis bakteri yang akan kita gunakan untuk proses tersebut. Misalnya untuk bahan seperti jerami tentu kita memerlukan bakteri yang memiliki kemampuan memecah serat kasat/bakteri selulotik dalam prosesnya dan sebaginya.
Karbohidrat penting yang dikenal manusia diantaranya jenis glukosa/gula darah, fruktosa/gula buah& sayuran dan sukrosa/gula tebu/bit. Dari uraian diatas berarti bahan pakan semisal katul, jerami, ketela, jagung dan ikan rucah dan lain sebagainya dapat kita fermentasikan karena mengandung karbohidrat didalamnya.
Untuk lebih jelasnya kita dapat melihat rumus fermentasi sbb :
C6H12O6 ( gula ) -----> 2C2H5OH ( alkohol/etanol) ------> 2CO2 ( carbon dioksida) ------> 2 ATP
II. Mikroba yang terlibat/Starter.
Jenis mikroba yang terlibat pada proses fermentasi umumnya terdiri dari 2 jenis yakni :
A. Bakteri
Peran bakteri dalam proses fermentasi dikarenakan bakteri dapat menghasilkan enzim ( misal amilase dan selulase yang mencerna serat kasar ataupun enzim polisakaridase yang meningkatkan kecernaan pakan), penghasil asam laktat, penghasil asam amino/protein dan lain sebagainya.
Bakteri yang sering digunakan dalam proses fermentasi diantaranya adalah Acetobacter, Aerobacter, Lactobacillus, Clostridium dsb yang fungsi dan manfaatnya dapat anda lihat pada tautan
Tabel Bakteri
Cara mendapatkan bakteri dikenal dengan sebutan isolat yakni pengambilan bakteri dari alam dengan menduga dimana bakteri tersebut biasa tinggal atau terdapat dialam. Untuk pekerjaan yang lebih mudah kita dapat membeli bakteri pada sebuah lembaga peneliti ataupun produk bahan pakan yang mengandung bakteri tersebut. Sebagai contoh untuk mendapatkan bakteri Lactobacillus sp kita dapat menggunakan minuman yaku*t karena minuman tersebut mengandung bakteri baik tersebut.
B. Jamur/Cendawan/Kapang
Golongan jamur yang umum digunakan dalam proses fermentasi yakni jenis Kapang dan Khamir. Kapang merupakan anggota kingdom jamur yang memiliki hifa/filamen benang. sedangkan khamir merupakan anggota kingdom jamur yang umumnya uniseluler dan berbentuk bulat telur/ovoid ataupun bulat labu/spheroid.
Kapang yang sering digunakan dalam proses fermentasi adalah yang termasuk spesies Aspergillus, yakni semisal Aspergillus Oryzae ataupun Aspergillus Niger.
Khamir yang sering digunakan untuk fermentasi adalah yang termasuk spesies Amylomyces Rouxii, Chlamidomucor Sp dan Rhizopus Sp.
Bagaimana dengan ragi? Ragi sesungguhnya merupakan gabungan berbagai macam mikroorganisme baik berupa bakteri maupun jamur. Kandungan sebuah ragi tape yang telah diteliti oleh banyak peneliti diantaranya Dwidjosaputro& Wolf 1970, Djien 1972 dan Gandjar 2003 adalah sbb :
1. Amylomyces Rouxii
2. Mucor Sp
3. Rhizopus Sp
4. Saccharomycopsis Fibuligera
5. Saccharomycopsis Malanga
6. Pichia Burtonii
7. Saccharomyces Cerevisiae
8. Candida Utilis
9. Bakteri Pediococcus Sp
10. Bakteri Bacillus Sp.
Sedangkan Syarief, 2011 menyatakan kandungan ragi tape adalah Chlamydomucor oryzae, Rhizopus oryzae, Mucor Sp, , Candida Sp, Saccaromyces Cerevisiae, Saccaromyces Verdomanii dll. Widodo 2011 menyatakan kandungan ragi tape adalah genus Aspergillus, Saccharomyces, Candida dan Hansmula sedangkan bakterinya adalah Acetobacter. Hal ini wajar terjadi perbedaan dikarenakan tergantung dari jenis bahan pembuat ragi tersebut dan juga asal tempat pembuatannya. Yang penting diketahui oleh kita adalah bahwa ragi tape dapat berfungsi sebagai starter pada proses fermentasi.
III. Kondisi lingkungan fermentasi
Untuk dapat melaksanakan proses fermentasi dengan optimal, bakteri maupun jamur membutuhkan kondisi dan lingkungan tertentu yang bisa saja berbeda antara jenis satu dan yang lainnya. Beberapa kondisi yang mempengaruhi proses fermentasi adalah :
1. Sterilisasi
Karena bakteri bisa terdapat dimana saja maka sangat penting untuk meminimalisir jumlah bakteri yang tidak diinginkan yang akan menggangu proses fermentasi atau bahkan membuat gagal proses fermentasi tersebut dengan cara membersihkan tempat/media ataupun bahan pakan yang akan difermentasi.
2. Keasaman/ PH
Bakteri maupun jamur membutuhkan tingkat keasaman tertentu untuk tumbuh dan berkembang. Kondisi keasaman yang baik untuk berkembannya bakteri adalah pada derajat PH 4.5-5.5
3. Suhu
Suhu fermentasi menentukan macam mikroba yang dominan selama proses berlangsungnya fermentasi tersebut. Untuk fermentasi bahan pakan sederhana umumnya dikerjakan dalam suhu ruangan/kamar atau optimum 30 derajat celcius. Suhu fermentasi sangat menentukan macam mikroba yang dominan dalam proses fermentasi tersebut.
4. Oksigen
Ada bakteri yang bekerja baik dengan kondisi tanpa udara/anaerobik maupun dengan udara/aerobik sehingga pengetahuan akan sifat bakteri akan menentukan keberhasilan proses fermentasi.
5. Waktu
Semakin banyak jumlah bakteri atau jamur yang digunakan dan semakin terurai ikatan pada bahan pakan maka akan semakin cepat proses fermentasi. Tentu saja hal ini juga harus didukung dengan kondisi lingkungan yang ideal bagi proses fermentasi tersebut.
Selain 3 Faktor diatas dalam proses fermentasi juga diperlukan katalisator/pemercepat proses terjadinya fermentasi yakni :
1. Gula/glukosa
Gula sering ditambahkan kedalam proses fermentasi untuk tujuan mengaktifkan mikroba starter karena gula/glukosa merupakan makanan yang mudah dicerna oleh mikroba. Gula juga sering ditambahkan agar hasil akhir fermentasi bercita rasa manis.
2. Mineral
Mineral juga sering diberikan untuk meningkatkan aktivitas mikroba dalam proses fermentasi terlebih pada fermentasi yang menggunakan bakteri rumen/isi perut ruminansia. Jenis mineral yang ikut mempengaruhi proses fermentasi adalah : Sulfur ( S), Seng (Zn), Selenium (Se), Kobalt ( Co ) dan Natrium ( Na) Arora 1989.
3. Pengecilan Bahan
Entah dibutuhkan waktu berapa lama jika sebatang pohon pisang kita fermentasikan tanpa melalu proses pencacahan. Dengan mengecilkan ukuran bahan yang akan difermtasi maka kita akan memperoleh hasil fermentasi yang lebih cepat.
4. Pengukusan
Selain berguna untuk mematikan bibit penyakit atau mikro organisme yang tidak diinginkan, pengukusan juga membuat ikatan bahan pakan akan lebih mudah dicerna mikroba fermentasi. Tentu saja dalam kondisi bahan pakan yang banyak sulit untuk dilakukan proses ini..
Oke daripada pusing membaca uraian diatas maka langsung kita praktekkan cara fermentasi untuk itik. Disini kita akan fermentasikan pakan untuk itik pedaging..mengapa untuk pedaging? silahkan baca tulisan saya
efek konsentrat untuk itik pad blog ini juga ya...Nah semua bahan kecuali konsentrat boleh difermentasikan, mengapa konsentrat tidak perlu? karena konsentrat sudah merupakan produk jadi dari pabrik sehingga secara umum kualitasnya sudah baik. Tapi kalau anda mau sertakan juga ya gpp..tapi bagi saya malah menambah kerjaan saja..qiqiqi
Nah karena pakan pedaging yang saya gunakan adalah campuran konsentrat,katul dan jagung...maka saya akan fermentasikan katul dan jagungnya dengan cara sbb :
Bahan pakan : 2kg katul + 1kg jagung
Alat : Panci Kukus, Plastik/terpal alas, Kompor dll
Mikroba : Ragi tape 1 butir
Lingkungan : Tong plastik bersih + tutup,
Tambahan : mineral bebek/unggas ( sebagai peningkat aktivitas mikroba di ragi )
Cara fermentasi :
Katul dan jagung dibasahi air untuk kemudian dikukus kurang lebih 30 menit,dinginkan katul + jagung tersebut dan hamparkan pada terpal/plastik kemudian campur dengan 1 butir ragi tape ditambah 1 sendok makan mineral unggas, kemudian diaduk rata. Simpan dalam drum tertutup rapat dan hindari terkena cahaya matahari langsung. Buka hasil fermentasi tersebut setelah 3 hari...Selesai...
Mudah bukan? Kenapa kadang terlihat sulit? Ya biar produk saya laku mas....wkwkwk
Salam wek wek
<()
( )
( 2 )
^^