Memperpanjang Masa Bertelur Itik
Oleh : Gandi Margono
Sungguh bukanlah sebuah jawaban yang mudah untuk menjawab bagaimana agar itik yang kita pelihara dapat memiliki masa peneluran yang panjang. Walaupun bukan sebuah jawaban yang mudah, saya coba menjawabnya sebagai sebuah gambaran sederhana untuk peternak pemula. Mengapa begitu sulit? karena masa bertelur itik dipengaruhi oleh dua faktor yakni genetik dan manajemen pemeliharaan dari awal sampai akhir pemeliharaan itik, bila salah satu dari faktor manajemen terlewatkan maka akan sulit kita untuk mendapatkan masa peneluran yang panjang.
Sebelum membahas tentang panjang masa bertelur itik terlebih dahulu kita mengenal potensi atau batas maksimum masa peneluran itik sehingga kita dapat melihat apakah itik kita yang pelihara telah berproduksi maksimal atau belum. .Genetik itik masing masing membawa kemampuan bertelur yang berbeda sehingga kita mengenal sebutan itik petelur atau pedaging dilihat dari kemampuannya menghasilkan telur atau daging dalam jumlah yang besar diantaranya adalah :
a. itik peking = 150-200 butir/tahun
b. itik mojosari = 200-250 butir/tahun
c. itik alabio = 200-250 butir/tahun
d. itik campbell = 225-335 butir/tahun
Note : b & c : keputusan menteri pertanian tentang penetapan rumpun itik.( 2013 )
Data ini untuk itik bergenetik murni sedangkan di Indonesia sendiri sulit untuk mencari bibit murni karena peternak umumnya senang menyilangkan itik dengan itik jenis lainnya untuk menghasilkan itik hibrida sehingga hasilnya mungkin sedikit berbeda. Hardi Prasetyo pakar itik dari balitnak mengatakan : "Di Cirebon sudah terjadi pembibitan itik lokal (Cirebon) yang tidak terarah, demikian pula di Mojokerto sebagai basis itik mojosari malah sulit ditemukan itik mojosari yang bergenetik murni, hanya di Kalimantan Selatan saja masyarakat Hulu Sungai Utara masih memelihara itik alabio murni " ( Trobos, 1 Juli 2017 ),
Dari data diatas semisal kita asumsikan itik bertelur setiap hari maka itik peking hanya memiliki 6-7 bulan masa bertelur ( 150-200 butir/30 hari ), itik mojosari dan alabio memiliki masa bertelur 6-9 bulan dan itik campbell memiliki masa bertelur 7-12 bulan per periode bertelurnya. Selain faktor genetik , mengapa itik peliharaan kita tidak mencapai masa tersebut? Atau mengapa itik kita berhenti bertelur sebelum waktunya?
Perlu dipahami bahwa memperpanjang masa bertelur yang dimaksud disini bukanlah bagaimana caranya agar itik kita bertelur seperti ayam petelur yang sampai usia 72 minggu masih produktif, melainkan adalah bagaimana itik berproduksi sesuai potensi genetiknya. Sebab itik pun perlu beristirahat untuk memulihkan organ reproduksinya sehingga pada periode peneluran berikutnya dapat berproduksi lebih baik dari segi jumlah dan ukuran telur.
Beberapa hal yang menyebabkan produksi telur itik terganggu :
A. Manajemen Dod sampai Bayah ( siap telur )
Pemeliharaan itik sejak dari usia satu hari ( Day Old Duck ) sangatlah menentukan perkembangan itik selanjutnya karena pada masa brooding terjadi perbanyakan sel tubuh itik yang meliputi perkembangan saluran pernafasan, perkembangan saluran pencernaan dan kekebalan tubuh. Tiga aspek yang perlu diperhatikan saat brooding adalah kecukupan pemanas/suhu, pakan yang bernutrisi dan sirkulasi udara yang cukup. Bila masa Dod/brooding itik terbengkalai maka itik sulit mengeluarkan potensi genetiknya.
Itik sebelum bertelur umumnya digembalakan/diangon untuk menekan biaya pakan dan juga melatih itik agar memiliki fisik yang kuat dan siap bertelur. Tetapi dititik inilah kita harus pintar memilih bayah hasil angon yang satu umur/seumuran , sehat , siap bertelur dan berasal dari tukang angon yang faham bagaimana menggembalakan itiknya dengan baik. Pemeliharaan atau pemilihan bayah secara sembarangan berpotensi merugikan peternak semisal itik belum cukup umur tetapi sudah kita pelihara secara intensif.
B. Kualitas dan Jenis Pakan
Kualitas dan jenis pakan yang berubah-ubah akan direspon tubuh itik sebagai sesuatu yang aneh sehingga tubuh itik perlu menyesuaikan lagi metabolisme yang berujung pada berhentinya produksi telur. Jangan dilupakan pula waktu pemberian pakan yang harus diupayakan tetap agar itik tidak telat makan sehingga produksi telur terganggu. Selain pakan yang memiliki nutrisi cukup tentu saja itik juga harus mendapatkan air minum yang bersih dan kontinyu.
C. Stress
Selain faktor perubahan pakan, banyak hal yang dapat menyebabkan itik stres diantaranya : adanya itik baru dikelompok/sekat, perubahan kandang, kandang kotor ,lembab dan berbau, suara mercon ataupun hadirnya tikus dan penggangu lain didalam kandang. Jika anda menginginkan produksi yang berkesinambungan maka faktor-faktor pemicu stres itik harus dihilangkan.
D. Serangan Penyakit
Itik yang sakit sulit untuk bertelur karena umumnya serangan penyakit dikuti oleh turunnya nafsu/malasnya itik untuk makan dan minum sehingga jumlah pakan harian/feed intake tidak tercapai. Jika pakan harian tidak tercapai berarti itik hanya memiliki energi untuk hidup dan tidak untuk bertelur. Apalagi serangan penyakit yang menyerang organ reproduksi itik semisal flu burung atau ND. Menjaga itik tetap sehat dengan pemberian herbal atau vitamin lebih baik dibandingkan kita berupaya menyembuhkan itik yang sakit.
E Suhu dan Pencahayaan
Adalah hal yang wajar apabila itik merespon saat musim hujan dengan berkurangnya/berhentinya produksi telur sehingga untuk peternak pemula sebaiknya usahakan membeli bayah sebelum musim kemarau tiba agar produksi itik tidak terganggu dengan datangnya hujan. Bagaimana jika kita terlanjur memiliki itik yang sedang bertelur pada saat musim hujan? ya upayakan itik tidak terpengaruh dengan situasi tersebut semisal dengan menjaga kandang tetap kering dan hangat dan penambahan energi metabolisme pada pakan. Yang harus diperhatikan juga adalah kebiasaan itik untuk berhenti bertelur saat lamanya siang berkurang waktunya sehingga kita harus menjaga seolah-olah siang tetap sebanyak 13 jam per hari dengan cara penambahan lampu 2 jam saat pagi dan 2 jam saat sebelum malam.
F. Seleksi Itik
Terkadang tidak semua itik yang kita pelihara adalah merupakan itik yang produktif karena berbagai sebab sehingga kita harus melakukan seleksi mana itik yang harus tetap dipelihara dan mana yang diafkir atau ditukar bayah baru. Mengapa seleksi perlu dilakukan? agar peternakan kita semakin untung atau tidak merugi. Contoh :
Misalkan kita memelihara 100 ekor dengan pakan Rp 750,- rupiah per ekor dan mendapatkan telur sebanyak 60 butir per hari ( 60%) dan harga jual telur Rp 1.500,- maka kita dapatkan perhitungan :
Hasil telur = 60 x Rp 1.500 = Rp 90.000,-
Biaya Pakan = 100 x Rp 750 = Rp 75.000,-
Keuntungan kotor harian = Rp 90.000 - Rp 75.000 = Rp 15.000,-
Jika kita dapat memilih 15 ekor saja yang tidak produktif maka perhitungannya berubah menjadi :
Hasil telur = 60 x Rp 1.500 = Rp 90.000,-
Biaya Pakan = 85 x Rp 750 = Rp 63.750,-
Keuntungan kotor harian = Rp 90.000 - Rp 63.750 = Rp 26.250,- atau hampir 2x lipat keuntungan tanpa kita melakukan seleksi.
Sayangnya seleksi itik tidak sesederhana ayam petelur dikarenakan pemeliharaan itik umumnya secara berkelompok/postal dan bukan merupakan koloni sendiri/baterai sehingga kita harus memeriksa bakal telur setiap itik pada setiap hari ataupun memperhatikan itik berdasarkan tanda tubuhnya yang menunjukkan itik tersebut tidak produktif ataupun sudah lewat masa bertelurnya.
Beberapa tanda itik tidak produktif diantaranya adalah :
1. Tulang pubis itik berukuran 2 jari ataupun lebih 4 jari untuk itik afkir.
2. Bulu itik masih bagus, mengkilat dan tidak kusam.
3. Paruh dan kaki itik masih berwarna kuning cerah/hitam pekat.
4. Badan itik terlihat hampir menyentuh tanah.
5. Terdapat sayap yang memiliki warna hitam putih/melong.
6. dll
Salam wek wek
<()
( )
( 2 )
^^