Itik Diatas Kolam, Mengapa Sering Gagal?
Oleh : Gandi Margono
Tentu merupakan suatu hal yang mengasyikan sekaligus menguntungkan jika pemeliharaan itik dapat dikombinasikan dengan pemeliharaan ternak lainnya dalam suatu tempat sehingga dapat menghemat lahan sekaligus keuntungan ganda. Sistem ini biasa disebut dengan tumpang sari ataupun mina ayam/itik, dengan cara memanfaatkan lahan dibawah kandang ayam/itik sebagai tempat pemeliharaan /kolam ikan.
Harapan untuk meraih keuntungan ganda ternyata hanya berujung pada sebuah kegagalan bahkan menjadi sebuah kerugian materil yang tidak sedikit. Ikan yang dipelihara dibawah kandang itik sering kedapatan mati mengambang dan itik yang dipeliharapun tidak menunjukkan performa yang bagus atau bahkan tidak produktif. Pertanyaannya mengapa hal ini sering terjadi ?
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kegagalan dalam usaha ini yang dapat kita kaji , tetapi pembahasan kali ini hanya ditekankan pada kolam ikannya karena pembahasan tentang itik telah banyak dibahas pada artikel lainnya di blog ini. Kegagalan sistem mina itik dapat diakibatkan oleh :
1. Kurangnya kesadaran peternak.
Peternak tidak sadar bahwa mereka sedang " menggabungkan" dua individu yang berbeda. Penggabungan disini berarti kita harus dapat membuat kondisi yang nyaman untuk itik sekaligus kondisi yang nyaman pula untuk ikan. Salah satu dari dua ternak tersebut mengalami gangguan maka dapat berakibat gangguan pula pada ternak lainnya. Jangankan hewan..manusia saja 1 kamar belum tentu cocok kok...
2. Tanpa perencanaan yang matang.
Kolam ikan ataupun kandang itik sering dibuat tanpa perencaan yang memperhatikan pemenuhan semua aspek kebutuhan itik maupun ikan. Kolam ikan dibuat sekedarnya saja tetapi dengan harapan yang tinggi...Ngarep banget ya..
3. Kurangnya pengetahuan.
Umumnya peternak hanya sembarang menebar benih ikan tanpa memperhatikan jenis ikan apa yang cocok hidup dilingkungan tersebut dan sifat serta karakter ikan yang hendak dibudidayakan. Sebagai contoh, misalkan peternak menebar benih ikan lele berbagi macam ukuran tanpa memberi pakan secara teratur, tentu saja hasil yang didapat saat akan panen hanya akan menyisakan beberapa ekor ikan lele saja karena ikan lele bersifat kanibal/memakan sesamanya bila kekurangan pakan.
Lalu bagaimana sebaiknya sistem mina itik diterapkan agar tidak gagal? Setidaknya ada beberapa persyaratan yang harus kita terapkan agar sistem ini berjalan optimal yakni :
1. Jarak permukaan air dengan lantai kandang itik minimal 1-1.5 meter.
Jarak permukaan air yang tinggi menyebabkan itik tidak terlalu terpengaruh dengan amonia dari kolam ikan sehingga itik lebih sehat. Jarak yang tinggi juga memungkinkan sinar matahari dapat masuk kedasar kolam dibawah kandang itik. Sinar matahari merupakan komponen utama untuk proses fotosintetis dan respirasi oragnisme kolam.
2. Air harus mengalir.
Kolam yang airnya mengalir dengan tidak mengalir memiliki perbedaan yang disignifikan dari segi kualitas air baik dari segi oksigen terlarut ( DO) , kecerahan, bau ,PH air sehingga memiliki kualitas yang lebih baik untuk pertumbuhan ikan. Air kolam mengalir sebaiknya berasal dari sungai atau irigasi persawahan karena jika menggunakan pompa air akan tidak efektif dan membutuhkan biaya yang cukup mahal.
3. Perbandingan luas kandang dengan kolam idealnya 1:3
Kandang yang terlalu luas berarti kotoran itik yang lebih banyak dan mengendap didasar kolam sehingga kualitas air buruk. Penumpukan kotoran yang terus menerus akan menyebabkan timbulnya amonia akibat tidak semua kotoran sanggup diuraikan lagi oleh bakteri didalam kolam. Hasil akhir adalah ikan mati dan itik yang diatas kolam pun terancam.
Kandang yang terlalu luas juga menghalangi sinar matahari yang masuk dan persebaran udara diatas kolam sehingga kualitas air buruk.
4 Perhatikan kualitas air kolam :
Kualitas air kolam yang baik untuk budidaya ikan adalah :
a. Suhu berkisar 25-30 derajat celcius ( Susanto, 2002)
b. Kedalaman kolam 60-150 cm ( Asmawi, 1983 )
c. Tidak berwarna dan berbau ( Efendi, 2007 )
d. Kadar oksigen terlarut/ Disolved Oksigen 5-7 ppm ( susanto, 1991)
e. PH antara 6,5 - 9,0 ( Kordi, 2004)
dan lain sebagainya.
5. Sediakan sarana pendukung hidup ikan.
Beberapa sarana pendukung hidup ikan adalah :
a. tumbuhan air sebagai pakan, dan daur ulang air kolam sekaligus penghasil oksigen.
b. air mancur, kincir air , aerator dan lain sebagainya sebagai penambah kadar oksigen terlarut.
c. pakan tambahan, karena ikan juga perlu pakan yang bernutrisi.;
d. probiotik atau bakteri pengurai amonia
jika diperlukan.
6. Pemilihan dan pengenalan jenis ikan.
Untuk pemula sebaiknya memilih ikan nila sebagai ikan peliharaan dalam mina itik karena sifat ikan nila yang tidak kanibal, suka jenis pakan asal hewan dan tumbuhan dan mudah dibudidayakan. Bila memilih ikan lainnya sebaiknya pelajari dahulu sifat dan syarat hidup ikan tersebut.
Selamat mencoba dan salam wek wek
<()
( )
( 2 )
^^